36 : No Need

15.9K 2.5K 325
                                    

[n/b : mohon maaf yeorobun, aku keknya gabisa update sesuai hari yang udah aku tentuin, rasanya kayak terkesan diburu–buru dan gabisa mikir/ide gak ngalir. jadi, gimana kelancaran ide aja ya, tapi diusahakan setiap minggu update, kok. terima kasih atas maklumnya, dan selamat membaca! ]

Jangan lupa vote dan
komen serta ramaikan :)

✨ ✨ ✨

“Renjun!”

Merasa namanya dipanggil, Renjun menoleh dan mendapati Mark berlari ke arahnya.

“Oi!” sapa Renjun. “Kenapa?”

“Lo ada kabar–kabaran sama Kak Jian nggak?” tanya Mark tiba–tiba. “Terakhir kapan?”

“Tadi pagi. Cece suka telepon gue tiap hari,” jawab Renjun. “Kenapa? Kok tanya–tanya?”

Mark menggelengkan kepalanya. Dia merangkul bahu Renjun, kemudian berbisik tepat di telinganya. “Bang Taeyong jadi aneh,” bisiknya. “Kayak orang linglung setiap hari, kayak nggak ada semangat hidup. Gue kira karena Kak Jian nggak bisa dihubungi, tapi kata lo dia aktif setiap hari. Tau sendiri Bang Taeyong, bucin banget sama Kak Jian.”

Renjun melirik Mark keheranan.

“Sehari nggak dikabarin aja kayak berasa udah dikasih tanda–tanda mau mati," Mark berdecih pelan. “Nggak bisa diem lah, mondar–mandir lah. Gue pusing liatnya, Jun. Bilangin Kak Jian kabarin Bang Taeyong juga kenapa?”

Renjun tertawa pelan sembari melepas rangkulan Mark di bahunya. Dia berhenti melangkahkan kakinya.  Baru saja Renjun hendak mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya, Mark sudah menyela.

“Terus tau nggak?!” tanyanya. Rautnya kali ini berubah. “Tapi pertama janji nggak kasih tau Kak Jian.”

Renjun mengangguk saja karena penasaran.

“Beberapa hari yang lalu Bang Taeyong bawa cewek ke rumah,” suara Mark mengecil. “Cantik, beuh! Suaranya kayak familier, seinget gue cewek itu pernah ngangkat panggilan di ponselnya Bang Taeyong waktu gue nelepon. Serius, gue inget banget suaranya!”

“Temen kerjanya kali?”

“Ya bisa jadi,” Mark mengerutkan dahinya. “Tapi kayaknya nggak mungkin cuma temen. Bang Taeyong jarang banget ajak temennya main ke rumah kecuali yang tiga sekawan itu—siapa sih gue lupa. Apalagi ini cewek kan?” Mark mendekatkan bibirnya ke telinga Renjun. “Apa jangan–jangan Bang Taeyong selingkuh?”

Renjun tertawa pelan mendengar penuturan Mark. Dari sana Renjun mengetahui bahwa Mark belum tahu apa–apa perihal hubungan Taeyong dan Jian.

“Duh, tinggal dimana sih lo?” tanya Renjun tiba–tiba. “Belum tau, ya? Bang Taeyong nggak kasih tau lo, apa?”

Mark mengernyit bingung. “Apa?”

“Bang Taeyong sama cece udah putus,” jawab Renjun. Bicaranya terdengar enteng untuk maksud yang cukup berbobot. “Mereka putus waktu cece pergi ke rumah lo yang malem itu. Inget nggak?”

wHAT THE HE—beneran?!!”

Renjun mengangguk mantap.

“Bang Taeyong kok nggak kasih tau gue?!”

Renjun mengedikkan bahunya, tidak tahu.

“Sial!” Mari terus menggerutu. “Lo nggak bohong kan?”

Renjun menggelengkan kepalanya.

Mark menghela nafas berat. Sebelum Mark pergi menjauh, dia sempat bergumam. “Couple favorit gue pisah. Ck!”

✨✨✨

“Bang mau kemana?” tanya Mark begitu melihat Taeyong keluar dari kamarnya dengan pakaian kasual, terlihat seperti akan berkencan.

“Keluar,” jawab Taeyong sekenanya.

“Iya, tau,” balas Mark. “Keluarnya kemana?”

Taeyong melirik Mark. Pria itu hanya mengedikkan bahu, acuh.

Tak sampai disitu, Mark kembali bertanya. “Sama siapa?”

“Temen.”

“Cewek apa cowok?”

Kali ini Taeyong melirik Mark terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaanya. “Cewek.”

“Namanya?”

Taeyong berdecak. “Apa sih tanya–tanya?!”

Mark mengernyitkan dahinya. “Kok nggak bilang putus dari Kak Jian?”

Dengan lantang Mark berucap seperti itu, membuat langkah Taeyong terhenti. Pria itu lantas berbalik dan menatap Mark sambil menghela nafas. “Ya harus banget gue kasih tau lo?”

Mark mengangguk. “Ya harus lah!”

“Gunanya apa kalo lo tau?”

“Ya siapa tau Kak Jian mau balik kalau gue bujuk,” jawab Mark percaya diri. “Nanti kalian nyambung lagi. Nanti lo nggak harus luntang–lantung terus kayak orang gila di rumah. Dipikir gue nggak pusing apa liat lo begitu terus, Bang?”

Taeyong tertawa pelan. “No need.

Taeyong membuka pintu dan segera masuk ke dalam mobil. Pria itu menstater mobilnya dan menginjak pedal gas.

Di dalam mobil Taeyong merenungkan ucapan Mark. Apa bisa sepertu itu? Tapi buru–buru Taeyong menggelengkan kepalanya. Dia benci terlihat menyedihkan. Taeyong bukan tipe pria yang galau setengah mati saat ditinggal kekasihnya, toh buktinya dia sudah mendapat yang baru saat ini. Dan kalaupun jodohnya Jian, gadis itu akan kembali ke pelukannya.

Taeyong tertawa kecil sambil menggeleng, ucapan Mark terus bergema di kepalanya. Tidak, tidak. Memangnya Taeyong terlihat luntang–lantung di rumah hanya karena galau ditinggal Jian? Tidak. Taeyong berpikir dirinya tidak seperti itu. Tapi pada kenyataannya, dia seperti itu.

Pria itu kemudian membuka ponselnya, mengetikkan sesuatu pada  kontak yang sudah dia tekan sebelumnya.

Kim Jennie

Kamu dimana? |
Aku jemput sekarang |
send

✨✨✨

Niatnya mau rest dlu seminggu,
eh pas buka twt ada trending jaehyun pagi2. Ya aku klik, liat abs nya dong langsung semangad :) Terima kasih Mas Jae :')

Empat Serangkai ;

(((Daddy Johnny—Om Taeyong—Mas Jaehyun—Lucas)))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(((Daddy Johnny—Om Taeyong—Mas Jaehyun—Lucas)))

[2] Marriage | Lee Taeyong ✔️  [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang