52. Terjadi

37.2K 1.4K 294
                                    

I'm back...
Masih pada buka mata kah??

Budidayakan vomen sebelum lanjut membaca...

Happy Reading...

•••

"Shalsa..." merasa namanya dipanggil, Shalsa menoleh kearah dimana sumber suara itu berasal dan mendapati Alfa yang berdiri tak jauh dihadapannya.

"Kenapa?" tanya Shalsa ketika mendapati Alfa sudah berada tetap dihadapannya.

Alfa melirik kearah kanan Shalsa, dimana Tania dan Bella berdiri. Meminta mereka untuk memberikannya waktu berbicara dengan Shalsa lewat lirikan mata.

"Em... Ca, kayaknya kita duluan ke kantin." tanpa mau mendengarkan jawaban Shalsa, Tania buru-buru menarik lengan Bella untuk pergi dari sana.

"Kenapa?" tanya Shalsa kembali setelah tau jika Alfa ingin berbicara kepadanya.

Tanpa berniat membalas pertanyaan Shalsa, Alfa menarik lengan Shalsa dan membawanya pergi dari sana. Hal tersebut tak luput dari pandangan siswa-siswi Pelita karena saat ini jamnya istirahat, dimana setiap koridor akan selalu ramai.

"Kenapa sih, Kak?" tanya Shalsa jengah ketika dirinya ditarik oleh Alfa ke rooftop sekolah.

"Alfa yang seharusnya tanya sama kamu 'kenapa'?!" timpal Alfa dengan nada dingin tak seperti biasanya.

"Emang kenapa sama Caca?" tanya Shalsa bingung.

"Kenapa selama seminggu terakhir ngehindar? Terlebih kalo Alfa lagi deket atau ngobrol sama Amara?" tanya Alfa mencoba mengontrol nada suaranya agar tidak terdengar kesal. Walau nyatanya Alfa memang sedang kesal karena sikap Shalsa yang akhir-akhir ini berbeda.

Sejak hari dimana permainan TOD dan Shalsa yang diberi tantangan oleh David untuk memutuskan hubunganya dengan Alfa tepatnya seminggu yang lalu. Sikap Shalsa sedikit berubah.

Awalnya Alfa hanya mengira Shalsa sedang ada masalah sehingga dia memaklumi Shalsa yang cuek kepadanya hari itu. Tapi semakin hari, Shalsa semakin memperlihatkan kepada Alfa sikap tak peduli. Pernah Alfa bertanya ada apa, tapi Shalsa hanya menjawab 'gak ada apa-apa' dengan nada super malas. Bahkan Shalsa menjawab dengan mengalihkan pandangannya membuat Alfa yakin jika Shalsa ada sesuatu kepadanya.

Dan kemarin. Tepatnya saat jam olahraga dikelas Alfa. Amara terkena pukulan bola softball yang lumayan keras. Membuat gadis itu oleng dan tergeletak ditengah lapangan. Melihat itu, Alfa segera berlari kearahnya dan menggendong Amara ala bridal style membuat siswi dikelas Alfa menatapnya dengan pandangan tak percaya.

Bukan Alfa khawatir, bukan. Hanya saja dia merasa tidak enak kepada Amara. Bagaimana pun juga yang membuat Amara pingsan adalah dirinya sendiri. Ketika dirinya memukul bola dan salah sasaran kemudian bola tersebut mengenai Amara.

Saat perjalanan menuju ruang UKS. Alfa nampak berhenti ketika pandangannya bertemu dengan Shalsa yang sialnya Shalsa tengah menatap Alfa dengan tatapan yang sulit Alfa baca. Ingin menghampiri untuk menjelaskan tetapi gadis itu sudah pergi membuat Alfa menghela nafas. Pikirnya nanti saja setelah mengantar Amara ke Uks.

Dan benar, setelah mengantar Amara ke UKS. Alfa segera pergi mencari Shalsa yang ternyata sedang duduk di bangku taman utama sekolah. Alfa menjelaskan jika dia yang membuat Amara pingsan sehingga dirinya harus bertanggung jawab untuk mengantar Amara ke UKS. Shalsa diam menyimak sembari mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah Alfa selesai menjelaskan Shalsa hanya berbicara 'Caca paham kok. Kak Alfa gak usah takut gitu, lagian Caca gak akan marah. Justru Caca seneng'. Setelah mengatakan itu, Shalsa pergi meninggalkan Alfa yang terdiam. Terdiam mendengar nada tak biasa dari Shalsa.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang