37. Rumah Alfa

51.5K 2.3K 45
                                    

Hai guyssss, waktunya Alfa up nihh..  Yok langsung aja kalo kalian penasaran. Tapi sebelumnya, Budidayakan voment sebelum lanjut membaca!!

Happy Reading...

•••

Shalsa nampak ragu untuk mengikuti langkah Alfa menuju ke arah sebuah pintu rumah yang berwarna putih bersih itu.

"Shalsa..." panggil Alfa gemas karena sedari tadi Shalsa tak mau mengikutinya untuk masuk.

"Kak, tap–" perkataan ragu Shalsa lebih dulu di potong oleh Alfa.

"Keluarga Alfa gak bakalan gigit. Ayo masuk!!" ajak Alfa keukeuh sambil menarik lengan Shalsa agar mengikutinya. Dengan pasrah, akhirnya Shalsa mau untuk ikut masuk. Toh, Shalsa juga sudah malas jika harus terus berdiri di depan pintu seperti itu.

"Assalamualaikum..." salam Alfa ketika mereka sudah berada di dalam. Lebih tepatnya di ruang tamu rumah Alfa.

Tak ada jawaban membuat Shalsa mengernyit heran.

"Mungkin Bunda lagi di dapur," ujar Alfa yang melihat Shalsa kebingungan.

Shalsa hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Panggilnya Bunda?! Kok imut sih.  Shalsa terkikik saat mengatakan itu di dalam hatinya.

"Alfa ke atas dulu. Shalsa duduk aja," kata Alfa membuyarkan pikiran gelinya yang mendengar Alfa memanggil ibu dengan sebutan 'Bunda'. Sungguh, Shalsa tak pernah menyangka. Bahwa seorang Alfa yang mempunyai julukan si pria 'es' di sekolah memanggil ibunya dengan sebutan 'Bunda'.

"Gak papa kan?" tanya Alfa lagi-lagi membuyarkan lamunan Shalsa.

"Eh? Emm... Tapi, Kak Alfa gak lama kan?" tanya Shalsa ragu-ragu. Bukan apa-apa, hanya saja menurut Shalsa ini asing. Apalagi dirinya baru pertama kali menginjak ke rumah Alfa.

Alfa terkekeh, sambil mengacak rambut Shalsa gemas "Alfa cuma ganti baju, Ca!!" melihat Alfa terkekeh, Shalsa seperti terhipnotis menyebabkan dia hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Entah dia mengizinkan atau apa, yang jelas Alfa mengiranya Shalsa sudah mengizinkan dirinya untuk ke atas.

"Sumpah!!! Kak Alfa acak-acakin rambut gue?" pekik Shalsa tertahan ketika Alfa sudah tak ada lagi di hadapannya. Jantung berdebar, wajah memerah bak kepiting rebus. Shalsa benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Alfa.

Tidak kah Alfa sadar? Perlakuan Alfa yang seperti itu bisa membuat kesehatan jantungnya terancam?! Pikir Shalsa.

Setelah sadar akan keterkejutan nya atas perlakuan Alfa. Dengan ragu, Shalsa duduk di sofa ruang tamu rumah Alfa.

"Eh? Ada tamu?"

•••

"Bang Al gak ikut kumpul?" tanya Ian yang baru datang dengan membawa beberapa camilan untuk geng BADIF–yang hanya kurang Alfa– itu.

"Tau deh, tadi sih dia bilang balik sekolah mau ke toko buku." ujar David sambil mencomot camilan yang ada di tangan Fary.

Saat ini, David, Fary, Ian, dan Bagas sedang berkumpul di basecamp tempat kedua geng BADIF berkumpul. Ya dimana lagi, kalau bukan di rumah Ian. Lebih tepatnya di kamar Ian sendiri. Karena basecamp mereka yang pertama sudah jelas di rumah Alfa.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang