9. Hilang?

71.3K 3.1K 38
                                    

Tekan bintang di pojok kiri bawah! Jangan forget!

Happy reading...

•••

Setelah dari taman belakang tadi, kini Alfa langsung pergi menuju ke kelasnya.

Entahlah! Alfa juga tidak tau kenapa dia bisa bicara begitu pada Amara. Dia memang mengakui jika Amara yang memaksanya dulu untuk menjadi kekasihnya. Tapi seiring berjalannya waktu, Alfa pun bisa menerima Amara. Bahkan mungkin sudah dibilang bahwa Alfa mulai? Sayang?

Tapi Alfa sadar, Dia sudah terlanjur bicara putus pada Amara. Jadi untuk apa dia masih peduli pada Amara? Toh memang awalnya Amara lah yang meminta putus? Jadi mulai sekarang Alfa sudah tak ingin memikirkan Amara lagi.

Di sepanjang koridor menuju kelasnya, muka Alfa nampak lesu. Dia menatap kosong pandangan di depannya.

Saat sudah sampai di kelasnya. Langsung saja Alfa berjalan menuju bangkunya yang berada di pojok kiri kelas. Ternyata David sudah ada di sana.

"Dari mana lo?" tanya David saat melihat Alfa sudah duduk di sampingnya. "Muka lo, gak enak banget. Lo ribut sama Amara?" tanya nya lagi.

"Gak. Gue gak ribut." balasnya masih dengan muka ditekuk yang sudah duduk di sisi kanan David.

"Terus?"

"Gue udah gak ada apa-apa. Buat apa gue ribut?!" balas Alfa sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Maksudnya gak ada apa-apa? Lo putus?" tanya David meyakinkan. Alfa hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu kembali termenung.

David yang melihat anggukan Alfa sontak langsung terkejut. Perasaan setahu David, Alfa dan Amara tidak punya masalah selama kurang lebih 9 bulan ini. Tapi kenapa tiba-tiba putus?

"Lah? Kenapa putus, Al? Siapa yang mutusin?" tanya David penasaran.

"Gue yang mutusin!" jawabnya cuek.

"Lo bego?" geram David yang sudah mengepalkan tangannya. David kesal. Dia tak menyangka Alfa bisa berfikir dengan jarak yang pendek.

"Siapa yang lebih bego, saat dia ngajak gue putus duluan? Terus disaat gue terima, dia malah gak mau! Siapa yang lebih bego, hah?" balas Alfa emosi. Terlihat dari urat yang berada di lehernya menonjol. Lalu dengan perasaan kesal dia pun kembali pergi keluar kelasnya.

Alfa fikir, dengan dia ada di kelasnya akan merubah mood buruk nya menjadi lebih baik. Tapi ternyata dugaannya salah besar. Justru kali ini, mood Alfa jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Ternyata sedari tadi, ada yang memperhatikan mereka di ambang pintu. Amara. Dia memperhatikan Alfa dari tadi sampai saat Alfa beranjak dari tempat duduknya menuju keluar.

Ya! Memang. Alfa dan Amara adalah sepasang kekasih dalam satu kelas. Dan itu, selalu menjadi bahan bully saat awal-awal dia dan Amara baru berpacaran.

Saat Alfa sudah di ambang pintu, dia melirik sekilas Amara yang memperhatikannya. Tanpa mau berkata apapun, langsung saja Alfa melengos pergi untuk menenangkan diri ke rooftop.

•••

Setelah pulang dari kamar mandi tadi, Shalsa langsung duduk di tempat duduknya di kelas.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang