47. Janji Palsu

38.3K 1.4K 21
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum lanjut membaca...

Happy Reading...

•••

"Ada dedek gemes tuhh," ledek Fary menatap ke arah pintu masuk kantin dengan wajah menghadap kearah Alfa.

Mereka yang paham dengan ledekan  Fary ditujukan kepada Alfa langsung menolehkan kepalanya kearah pintu kantin.

"Ehh ngomong-ngomong kita kayaknya bakalan dapet traktiran lagi dah," kata Bagas dengan wajah yang berbinar.

"Ada acara apaan tuh traktiran? Ada yang jadian lagi nih? Atau apa?" tanya Ian heran.

"Bukan. Kita bakalan dapet PM coy... Bentar lagi tanggal 10 lo pada lupa? Ada yang mensive, so pasti PM nya dong... Ya gak, Ry?" seru Bagas dengan semangat 45-nya meminta persetujuan Fary.

"Yoyoyyyy... So pasti," Fary dan Bagas ber-high five menampilkan cengiran lebarnya.

"Siapa yang mensive?" tanya Ian masih belum connect.

"Nohhhh," tunjuk Fary menggunakan lirikan mata membuat Ian mengarahkan matanya mengikuti mata Fary.

"Oalahhhhhhhh.... Asik nih kalo begini, haha." seru Ian heboh sendiri.

"Telat lo," sembur David membuat Ian cemberut. "Orang connect nya daritadi, hebohnya dari tadi, lo kenapa baru ngeuh kampang?? Otak lo kemana? Kejebak macet?"

"Ya ilahhh, bukan otak gue macet kali, Bang. Gue lupa aja kalo Bang Alfa mensive bentar lagi," Ian mencari alasan agar tidak terpojokkan oleh kakak kakak kelas laknatnya ini.

Beda dengan Alfa yang sibuk memperhatikan gadis mungil yang sedang bersenda gurau dengan kedua sahabatnya. Padahal topik teman-temannya sedang membicarakan tentang Alfa sendiri, tapi sepertinya Alfa tidak memperdulikan ataupun memperhatikan itu. Yang Alfa perhatikan dan pedulikan saat ini yaitu Shalsa yang sedang tertawa dengan kedua sahabatnya.

Menurutnya, lebih menarik memperhatikan Shalsa walau dia sedang tertawa ataupun diam daripada harus mendengar ocehan tidak bermutu yang keluar dari mulut sahabat-sahabat laknatnya ini.

Jika dipikir-pikir, Alfa menjadi geli sendiri ketika dirinya harus membayangkan betapa bucin nya dia ketika sedang bersama Shalsa.

Seingatnya dulu, ketika bersama Amara dia tidak sebucin ini. Eh? Kenapa Alfa jadi membandingkan Shalsa dengan Amara.

Untuk mengalihkan pikirannya, Alfa mengambil ponselnya yang ada didalam saku celana. Membuka aplikasi hijau lalu mencari kontak Shalsa disana.

____________________

Shalsa

Plng sklh ada kmpl?

____________________

Saat jarinya sudah menekan tombol kirim. Dengan segera Alfa mengalihkan pandangannya dari ponsel ke meja dimana Shalsa berada.

Bisa dilihat, Shalsa tengah membuka ponselnya lalu tak lama kemudian pandangan mereka berdua bertemu. Shalsa terpaku melihat Alfa tersenyum kepadanya. Tapi detik berikutnya Shalsa sudah mengalihkan
pandangannya karena gugup.

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang