36. Titipan Feli

50.7K 2.2K 31
                                    

Budidayakan vomen sebelum lanjut membaca!!

Happy Reading...

•••

"Semalem kenapa gak bales chat Alfa?" Shalsa yang mendengar terkejut. Shalsa segera berbalik untuk melihat siapa yang bertanya. Shalsa tau siapa, hanya saja Shalsa ingin memastikan.

Dan saat berbalik, benar saja! Yang dihadapannya kini ada Alfa yang menatapnya dengan tatapan dingin dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana. Sungguh!! Shalsa melihatnya pun langsung terhipnotis.

"Ka Alfa?!" ucapan reflek yang Shalsa berikan membuat Alfa membuang nafas.

"Kenapa semalem gak bales chatnya Alfa, Shalsa?" ulang Alfa dengan nada gemas, tak lupa juga Alfa memberikan cubitan gemasnya di kedua pipi Shalsa.

Shalsa yang mendapat perlakuan seperti itu langsung menegang. Bukan hanya terkejut, tapi juga ini masih di lingkungan sekolah, bahkan ini jam istirahat. Dimana banyak siswa siswi yang berlalu lalang memperhatikan mereka. Shalsa saja sadar bahwa sedari tadi banyak yang mencuri-curi pandang kearah mereka.

"Ka!!" peringat Shalsa dengan menjauhkan kedua lengan Alfa yang berada di kedua pipinya. Alfa yang mengerti hanya menghembuskan nafasnya.

"Maaf,"

"Iya!!"

"Jawab pertanyaan Alfa!" tegas Alfa karena sedari tadi Shalsa belum menjawab pertanyaannya.

"Apa?"

"Kenapa malem gak bales chat?"

"Emang Ka Alfa chat?" Alfa terkekeh melihat wajah terkejut dengan suara yang menggelegar dari mulut Shalsa membuatnya benar-benat gemas dengan tingkah kekasihnya ini.

"Iya,"

"Aduh, malem Shalsa tidur cepet, Ka. Shalsa gak tau kalau Ka Alfa chat. Maaf ya?!" jelas Shalsa tak enak hati.

Sebenarnya, Shalsa tak enak hati karena malam sebelum dirinya tidur, dia ingin mendapat kiriman pesan dari Alfa, namun hasilnya nihil. Niatnya yang ingin chatan ria sebelum tidur harus hilang karena Alfa mengirimi pesannya telat. Tapi tak apalah, setidaknya Alfa masih mengiriminya pesan. Eh tapi tunggu!! Apakah dengan Shalsa bersikap begini dirinya sudah mulai menyukai Alfa? Entahlah!! Shalsa sendiri pun masih bimbang.

"Iya, gak papa," kata Alfa santai.

"Em... Kalo gitu, Shalsa pergi ya, Ka? Shalsa ditunggu temen di kantin." tanpa mau mendengar jawaban Alfa, Shalsa langsung pergi dari hadapan Shalsa.

Bukan apa-apa, Shalsa tidak tahan jika harus berdua-duaan dengan Alfa. Apalagi di lingkungan sekolah, karena pada permintaannya. Shalsa ingin hubungan mereka tidak diketahui oleh warga sekolah.

Alfa yang melihat Shalsa pergi dari hadapannya hanya bisa diam. Diamnya Alfa karena dia mengerti jika Shalsa tidak nyaman dengan tatapan yang sedari tadi menatap ke arah mereka.

Bukan Alfa tidak menyadari jika sedari awal dirinya berjalan ke arah Shalsa, Alfa selalu mendapatkan tatapan yang bermacam-macam. Apalagi ketika dirinya sudah berada di hadapan Shalsa. Tidak hanya tatapan, bisikan pun dapat Alfa dengar jika itu ditunjukkan kepada kekasihnya. 

SHALFA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang