The Shadows

50 3 2
                                    

THE SHADOWS

Aku harus secepat mungkin menuju kegelapan, tapi cahaya lampu di kamar masih mengikatku dengan tubuh Amy, majikanku. Akhirnya Amy mematikan lampu kamar, dan seluruh ruangan itu pun menjadi gelap gulita.

Aku terlepas bebas, terbang melayang menembus dinding-dinding rumah, lalu keluar menyusuri jalanan.

Beberapa bayangan terlihat menari-nari di antara bayangan pepohonan dan remang-remang lampu jalan. Bayangan lainnya berpesta pora di taman kota yang gelap. Kehidupan kami, para bayangan, hanya bisa di dalam kegelapan. Semakin gelap, maka kami semakin hidup. Jika hari siang dan masih ada cahaya, kami hanya bisa mengikuti seluruh gerakan majikan kami, manusia, yang terkadang menganggap kami tidak ada karena tidak ada gunanya kami bagi mereka.

Aku bertemu dengan Lex, kekasihku, di sebuah rumah kosong. Tempat yang sempurna untuk bertemu. Tidak ada cahaya sedikit pun di rumah itu. Aku memeluknya, tubuhku dan tubuh Lex menari, menyatu di dalam kegelapan yang menjanjikan kebahagian.

“Aku mencintaimu, Mi. Kuingin selamanya berdua dalam kegelapan. Andai dunia ini selalu gelap.”

“Seandainya majikanmu menikahi majikanku, kita bisa berdua selamanya. Saat gelap maupun terang, Lex.”

Tapi kebahagiaan itu hanya bisa kami rengkuh sekejap saja. Terbitnya matahari, menarik dan memisahkan bayangan kami berdua. Aku kembali melekat pada tubuh Amy, dan Lex melekat pada tubuh Alex, majikannya.

***

The Shadows and others storiesWhere stories live. Discover now