Balada Ojeg Online

100 10 0
                                    

Balada Ojeg Online 🏍

Di suatu malam (Kira-kira selepas isya)...
Ojeg online berjalan perlahan menembus kegelapan malam yang sunyi sepi. Kanan-kiri jalan berbaris pohon beringin dan meranti yang rindang, menambah ciut nyaliku.

Untung saja aku dapat Abang ojeg ini, setelah beberapa kali ditolak pesanan ojegku. Seenggaknya si Abang ojeg ini terlihat pemberani, badannya saja tinggi besar hampir sebesar badan Ade Rai, kumis baplang, dan bertampang garang.

'Genderowo juga bakal takut kalau liat tampang si Abang nih,' pikirku santai sambil senyum-senyum sendiri, rasa takut pun sedikit melenyap.

"Bu, ini masih terus jalannya?" tanya si Abang ojeg.

"Iya," jawabku singkat.

Gerombolan kelelawar terbang melintas persis di atas ojeg, diikuti suara anjing yang melolong panjang. Kukancingkan rapat-rapat jaketku. Malam ini tidak dingin, tapi tubuhku tiba-tiba terasa merinding. Sekali lagi aku merasa beruntung ditemani si Abang ojeg yg macho dan berani ini.

"Masih terus, Bu?"
Si Abang ojeg kembali menoleh ke belakang.

"Bu! Ini masih terus jalannya?"
Kali ini si Abang ojeg benar-benar menolehkan kepalanya 180° ke belakang, sampai-sampai motor ojeg menjadi oleng.

"Oh, iya-iya, Bang," jawabku terkejut dan langsung berpegangan erat pada besi di sisi motor.

"Nanti di depan ada kuburan, terus belok kanan aja, lurus terus, sampe deh di perumahan," kataku menjelaskan lagi arah menuju ke rumah.

Tidak ada jawaban, rupanya si Abang serius melihat ke jalan karena jalanan mulai berlubang dan minim penerangan.

Yaaah, beginilah jalan ke perumahan yang masih terbilang baru dan murah, sedikit masuk ke pedalaman dan masih proses perbaikan infrastruktur yang entah kapan selesainya...

Motor ojeg melewati kuburan, jalannya dipacu lebih kencang oleh si Abang. Setelah melewati kuburan, si Abang ojeg kembali menoleh ke belakang, kemudian kembali menoleh untuk yang kedua, lalu ketiga kalinya.

"Kenapa, Bang?" tanyaku terganggu dengan ulahnya dan takut kalau motornya kembali oleng.

"Nggak. Mastiin Ibu masih ada di belakang, gak ilang."

'Haalaaah si Abang bercandanya klise amat sih!' batinku.
Tapi it's oke lah buat mengusir kesepian.

Akhirnya ojeg memasuki perumahan dan berhenti persis di depan rumahku.

"Simpan aja kembaliannya, Bang."
Biar si Abang gak kapok kalau terima orderan dan nganterin aku ke rumah lagi.

Si Abang yang gagah perkasa itu terlihat berpikir keras dan kelihatan belum mau beranjak dari depan rumahku.

"Kenapa, Bang? Ongkosnya kurang?" tanyaku penasaran dengan tingkahnya.

Si Abang menjawab dengan gelengan kepala.

"Terus?" tanyaku lagi setengah mendesak karena ingin cepat-cepat masuk ke dalam rumah.

"Nanti jalan pulangnya gimana ya, Bu?"

"Yaah lewat jalan yang tadi lah, Bang."
Aku jadi mempertanyakan intelektualitas si Abang ojeg. Sudah badannya besar, pemberani, masa Bolot???

Tiba-tiba si Abang langsung menggerutu,
"Yaah tadikan ada Ibu. Balik lagi nanti saya sendirian..."

Mulutku langsung menganga... 😮
Mau ketawa? Gak bisa
Merasa kasihan? Gak juga
Cuma dapet pelajaran, jangan nilai orang dari penampilannya 😝😂

(Niranggana, 90118)

The Shadows and others storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang