Rengginang Emak

4 1 2
                                    

"Waspada penipuan di Hari Raya!"

"Kaleng Kong Guan isi Rengginang."

Ramai meme kaleng Kong Guan isi rengginang setiap menjelang Hari Raya. Buatku hal itu bukan sekadar meme, tapi memang selalu terjadi di rumah. Meski Lebaran berganti tahun dan kaleng Kong Guan yang lama sudah berkarat, kaleng Kong Guan yang baru pun isinya tetap sama … rengginang.

"Ini HOAX! Emak tukang tipu nih!" teriakku lantang saat melongok rengginang yang ada di dalam kaleng Kong Guan.

Kesebelas Kakakku tertawa, Abah terbahak-bahak dengan mulut penuh ketupat, sementara Emak tersenyum kecut sambil mengemong cucu-cucunya.

Rengginang buatan Emak memang enak dan terkenal di kampung. Membuat rengginang adalah satu-satunya keahlian Emak. Jangan berharap Emak bisa membuat kue kering macam kastengel dan nastar, apalagi kue tart, memasak pun Emak tidak bisa.

Masih kuingat saat nyawaku nyaris melayang karena tersedak sayur kangkung buatan Emak. Usut punya usut, ternyata Emak tidak pernah menyiangi daun dan batang kangkungnya satu persatu, Emak hanya menjagal ikatan sayur kangkung itu menjadi tiga bagian. Jadilah sayur kangkung itu paaanjaaang ... dan laaamaaa ... untuk dikunyah, hingga membuatku tersedak.

"Cep, kamu pulang Lebaran ini?" tanya Emak sehari lalu lewat telepon.

Sudah satu tahun aku belum pulang ke rumah karena harus PKL dan fokus menyelesaikan skripsi.

"Insyaallah pulang, Mak."

Setiap pulang Lebaran, bukan ketupat dan rendang yang kurindukan, karena jika ada pun itu sudah pasti bukan masakan Emak. Biasanya masakan dibuat oleh pembantu dan para menantu Emak. Aku pulang karena lebih rindu suasana kebersamaan di Hari Raya; pergi Salat Ied bersama, duduk makan bersama, dan berbincang santai bersama Abah, Emak, juga kesebelas Kakakku di tengah suara gaduh pasukan kecil, keponakanku. Dan aku juga merindukan rengginang buatan Emak, sampai-sampai terbawa mimpi memakannya.

Selama perjalanan menuju kampung halaman, teringat masa kecil yang kuhabiskan membantu Emak membuat rengginang. Rengginang buatan Emak dibuat dari beras ketan putih dan ungu. Beras ketan terlebih dahulu direbus dalam air yang sudah diberi garam, gula, ketumbar, bawang putih, dan bumbu rahasia. Bumbu rahasia rengginang Emak adalah terasi, terasi yang Emak pilih khusus dari Kota Udang, Cirebon.
Setelah direbus, beras ketan dikukus, lalu dibentuk bulatan-bulatan, kemudian dijemur di bawah sinar matahari terik.

Tugaskulah menjemur rengginang-rengginang itu dan setelah kering membungkusnya untuk kemudian dijual atau digoreng sebagai kudapan sehari-hari di rumah. Rengginang Emak rasanya gurih, harum aroma bawang putih, dan sangat renyah, membuat ketagihan. Makan satu saja rasanya tidak cukup.

Setelah melalui delapan jam perjalanan, sampailah aku di depan rumah masa kecil. Halaman yang dipagari daun teh-tehan, tanah merah yang ditanami aneka pohon buah, dan rumah tua bergenting tanah liat menyambut kedatanganku.

"Mang Cecep pulang! Mang Cecep pulang!" teriak para keponakan yang berlarian menyongsongku di halaman rumah.

"Sudah sampai, Cep, alhamdulilah …." sambut Emak di depan pintu sembari memelukku.

"Iya, Mak, alhamdulilah," ucapku seraya membalas pelukannya, lalu beralih mencium tangan Abah.

Dari dalam rumah tercium aroma rendang, menggodaku untuk segera masuk dan menuju ruang makan. Di atas meja makan yang panjang dan terbuat dari kayu jati sudah tersaji tumpukan ketupat, sayur godok pepaya, sambal goreng kentang pete, rendang, opor ayam, dan tidak ketinggalan kaleng Kong Guan terkenal itu.

Kulewati semua aneka hidangan, segera meraih kaleng Kong Guan, lalu membuka tutupnya ….

Tapi apalah yang terjadi?
Aku terpaku seraya membelalakkan mata. Kaleng Kong Guan yang kubuka itu kini berisi assorted biscuit, tidak ada rengginang lagi di sana. Tidak ada lagi penipuan di Hari Raya.

"Sekarang Emak bukan tukang tipu lagi'kaaan?" Tangan Emak menepuk bahuku, lalu tersenyum lebar dengan mata berbinar-binar.

Tinggallah aku terduduk lemas di lantai sambil meringis memandangi kaleng Kong Guan. Tidakkah Emak tahu? Aku lebih suka rengginang Emak daripada semua biscuit manis itu.

***

The Shadows and others storiesWhere stories live. Discover now