💟39💟

40 6 0
                                        

Buku Tulis : 7
Halaman : 372
2430 Kata

'Seberapa salahkah diriku
Hingga kau sakiti aku
Begitu menusukku
Inikah caramu membalas
Aku yang selalu ada saat kau terluka'
-Dilema Cinta, Ungu-

Bima berjalan menghampiri Isa "Sehabis lo obatin cewek lo. Temuin gue, gue mau ngomong sama lo" Bima membalikkan badannya.

"Ayo Bil" ajaknya, Bila menganggukkan kepalanya.

"Buat kalian semua yang ada di sini, jangan ada yang merekam apapun itu. Kalau sampai ada yang berani, lo akan berhadapan sama gue. Saran gue, kalo lo mau aman sekolah sampai lo lulus. Cam kan itu!" gumam Juna dengan nada tegasnya.

Kini July mendekat ke Isa "Lo... lebih lama hidup bareng sama Chaca. Harusnya lo tahu kondisi Chaca di saat dia jujur dan di saat dia bohong" July membalikkan badannya.

Ia ingin melangkahkan kakinya, namun ia membalikkan badannya lagi "Gue hampir lupa. Satu pesan gue, jangan sampai lo nyesal Sa. Cam kan itu" bisiknya.

"Selesain urusan lo dulu, habis itu susul kita" ucap Juna dan menepuk bahu Isa.

Marcel, Oji dan Rangga yang melihat kejadian itu langsung menghembuskan nafas.

"Gila ya, gue gemes banget sama si Isa. Pengen ungkapin siapa Zeta sebenarnya" ucap Marcel.

"Iya, Isa gak tau aja. Kalo yang duluan emang si Zeta. Zeta nampar Recha 2 kali" sahut Rangga.

"Pantesan Echa kasih bogeman. Tapi... kita gak berhak ikut campur. Urusannya terlalu rumit, gue aja gak berani" sahut Oji.

"Tapi Ji, kayaknya emang ada cinta di antara Isa sama Recha" asumsi Marcel.

"Semua orang juga lihatnya gitu kali Cel" sahut Rangga.

"Tapi, siapa yang gak peka ya?" tanya Marcel.

"Intinya jadi seorang Recha itu... sulit. Gue salut sama dia, dia selalu berdiri dengan tegar. Sekarang Isa di butakan sama cinta, makanya dia gak sadar".

"Bener tuh Ji, kalu gue jadi Isa. Udah gue pacarin si Recha. Perfect gitu jadi cewek. Tapi gue gak berani, harus lewatin 4 pawangnya dulu" gumam Marcel.

💟

"Cha... tarik nafas terus keluarin pelan-pelan. Tenangin pikiran lo dulu ya. Buang semua kata-kata kotor dan gak benar tadi. Istighfar Cha" Bila berusaha menenangkan Echa.

Echa memejamkan kedua matanya dan mencoba mengikuti arahan Bila. Mereka di sana melihat dengan rasa khawatir, meskipun Echa tidak sehisteris waktu dulu. Tapi bagi mereka, tetap saja ada rasa takut dan khawatir.

"Gimana? udah mendingan?" tanya Bila.

Echa menganggukkan kepalanya, namun masih tetap memejamkan kedua matanya.

"Mungkin Chaca perlu kalian" ucap Bila menoleh ketiga cowok di belakangnya.

Bima mencoba maju, ia duduk di samping Echa.

"Cha..." sapanya dengan pelan.

Echa membuka kedua matanya, ia menoleh ke samping untuk menatap Bima.

Bima tersenyum, setidaknya Echa tidak menangis setelah kejadian tadi.

"Mau cerita?".

Recha 'FINISH' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang