💟19💟

42 7 0
                                        

Buku Tulis : 3
Halaman : 163
2396 Kata

'Kita perlu kecewa, untuk tahu bahagia. Bukankah luka menjadikan, kita saling menguatkan'
(Pelukku untuk pelikmu, Fiersa Bersari)

WARNING 15++

Isa cs langsung terdiam, kaget dengan ucapan Echa. Sedangkan Bila, July dan Meyshi menahan tawanya. Echa langsung menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Emhh... ya... ya udah, nanti Sasa beliin yang baru. Yang lebih sopan, udah mukanya jangan di tutup" Isa angkat bicara.

"Udah, jangan malu. Buat kalian bertiga lepas aja ikat rambutnya." gumam Juna.

"Ih ... males ah, ribet!" July tidak terima.

Juna menatap July "Nurut aja!"

July tidak merespon titah Juna, ia berjalan keluar dengan wajah cueknya.

"Ahh... untung Bibil bajunya sopan. Jadi aman deh" gumam Bima tersenyum.

Bila menoleh "Emangnya kenapa Bim?"

"Gak apa-apa Bil, pokoknya aman aja. Hehehe"

Meyshi langsung menarik ikat rambutnya. Semua itu tidak lepas dari penglihatan Rico.

"Lepas ikat rambut aja sexy. Apalagi lepas... Astaghfirullah!" Rico langsung menepuk kedua pipinya.

"Ayo Co! kalo lo kelamaan di samping Memey. Bisa mikir mesum lo!" teriak Bima.

"Sialan si Bimbim! Jangan ngaco lo!" Rico kesal, karena Bima teriak pas di saat ada Meyshi.

Echa yang baru ingin menyusul, tangannya di tarik Isa.

"Apaan sih?!"

"Lepas ikat rambutnya Cha" ucap Isa.

"Ogah!"

Isa mendorong badan Echa ke dinding, jarak mereka cukup dekat "Lepas cha" desisnya.

Echa menelan ludahnya susah payah, tanpa Echa sadari. Isa sudah melepas ikat rambutnya. Di tatanya rambut Echa agar leher dan bagian punggung tertutupi.

"Ayok" Isa langsung menggandeng tangan Echa untuk keluar dari ruang ganti. Ruang ganti cewek dan cowok itu terpisah tapi saling berhadapan.

💟

July yang berjalan menuju kursi santai, di kagetkan dengan satu tangan yang menarik lengannya. July berbalik dan badannya tertabrak dengan tubuh atletis Juna.

Kini mereka saling tatap "Ikutin kata-kata gue, lepas ikat rambut lo" bisik Juna.

"A...Alasannya?" July ikut berbisik.

Juna masih menatap wajah July "Semua cowok natap lo. Dan itu, membuat mereka berfantasi liar." Juna menarik ikat rambut July.

"Ya ampun si Nana... bisa so sweet juga... ciee" suara Bima membuat lamunan July buyar. Sontak ia memundurkan langkahnya.

"Lo berempat ikut kita, duduk di sana aja" Juna mendahului mereka.

"Vi... gila... hot banget Isa cs. Aduh Isa pake pegangan tangan sama Recha. Recha juga mantap banget bodynya." kicau Nazwa.

"Diem lo! Apa bagusnya si Recha?! bagusan gue kemana-mana!" tetap, Via tidak mau tersangi.

"Marcel! Naha panon kuring bade nyodok ?! Peralatan euy!" omel Isa.
(Marcel! itu mata mau gue colok?! Jelalatan aja!).

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now