💟7💟

53 15 0
                                        

Buku Tulis : 1
Halaman : 48
2478 Kata

'Arti teman lebih dari sekedar materi'
-Sahabat sejati, Sheila on 7-

Isa sedang menelpon Ayahnya untuk meminta izin serta meminjam jet pribadi keluarganya.

Para sahabatnya juga meminta izin kepada orangtua masing-masing, Echa izin terlebih dahulu untuk pulang. Karena ia ingin ke makam kedua orangtuanya.

Bila hanya menatap para sahabat barunya itu yang sedang sibuk masing-masing.

Bima yang sudah mengakhiri teleponnya kini menatap ke arah Bila. Bima menghampiri Bila "Lo...gak nelpon kerabat dekat lo?"

Bila menoleh lalu tersenyum "Aku di sini sebatang kara Bim, Umi aku meninggal. Kalau Abi, aku gak tahu di mana" ucapnya.

"Oh...umm... sorry gue gak maksud apa-apa kok" Bima merasa tidak enak sekaligus sedih dengan kehidupan Bila.

Gadis berhijab putih tulang itu bernama lengkap Nabila Sukma Sya'bani. Panggilannya Bila.

Pertama melihat Bila, ia melihat mata hitam pekat dengan bulu mata lentik, kulit putih, badannya kurus, bibir pink dan mempunyai lesung pipi sebelah kiri. Saat pertama kali, Bima melihat gadis itu, ia merasa hatinya sangat tentram.

Bila anak tunggal dari pasangan Gunawan Suryatama dan Nindy Sukma. Tapi sayang, Gunawan dan Nindy bercerai saat Bila umur 7 tahun. Waktu itu ia jarang sekali melihat Gunawan, karena Gunawan berkerja di luar kota. Namun, Bila mempunyai foto Gunawan saat muda.

Gunawan dan Nindy bercerai karena, Nindy memaksa. Awalnya Bila tidak mengerti, tapi semenjak ia kelas 6 SD, Nindy menjelaskan dengan pelan-pelan.

"Dulu itu,waktu Umi dan Abi menikah. Orangtua Abi tidak setuju, mereka bilang kalau Abi itu sudah di jodohkan sama orang lain. Tapi Abi bersikeras menolak, Abi tetap mempertahankan Umi. Akhirnya, Abi kabur dari rumah ..."

"Saat itu Abi sudah berkerja sebagai seketaris atasannya. Pada suatu saat, Abi melamar Umi. Umi menolak, karena Umi gak mau Abi menikah tanpa restu orangtua Abi. Dan akhirnya Abi tetap memaksa menikahi Umi." ucap Nindy sambil mengusap rambut putri semata wayangnya tersebut.

"Terus, gimana Mi?" tanya Bila dengan polos.

"Abi sama Umi menikah di KUA, hanya sahabat-sahabat Abi yang datang sebagai saksi. Jujur, Umi takut pada saat itu, tapi Abi meyakinkan Umi. Kita berdua hidup bahagia, sampai Umi hamil kamu. Kita hidup sederhana. Pada sampai suatu saat, Abi tugas di Kalimantan selama 1 minggu. Saat itu Nenek kamu datang, Umi kaget tapi Umi berusaha tenang."

"Nenek bilang apa, pada waktu itu Umi?"

"Nenek minta umi meninggalkan abi, dengan alasan kakek sakit keras. Kakek menulis surat untuk umi, umi membaca surat tersebut. Tapi, omongan nenek dengan isi surat dari kakek cukup berbeda...."

"Kakek hanya ingin, umi menyetujui untuk bercerai kepada Abi. Kalau umi tidak menyetujui, umi dan kamu bakal celaka di tangan nenek kamu sendiri. Kakek bilang, beliau sebenarnya sudah lama merestui hubungan kami..."

"Namun nenek lah yang sampai sekarang, tidak pernah merestui. Kakek hanya ingin kita berdua aman dari kejahatan Nenek. Sampai saat itu lah umi mentanda tangani surat perceraian di depan nenek kamu." Nindy cukup sedih mengingat ceritanya dulu.

"Terus, Abi gimana Mi?"

Nindy terus mengusap rambut hitam lurus milik anaknya tersebut.
"Awalnya umi bingung, bagaimana caranya supaya abi kamu marah. Akhirnya umi berbohong kepada abi, umi bilang bahwa umi sudah tidak cinta lagi. Kamu ingat kan, waktu itu umi sama abi bertengkar? dan itulah puncaknya sayang. Umi tahu, itu dosa tapi demi kebahagiaan kita"

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now