💟10💟

55 13 2
                                        

Buku Tulis : 1
Halaman : 77
2618 Kata

'Kau membuat semuanya indah, seolah takkan terpisah'
-Maafkan aku terlanjur mencinta, Tiara Andini-

Sehabis sholat magrib, mereka semua langsung makan malam dengan nikmat dan suasana kebersamaan sangat terasa. Sore tadi, Adit sudah mengadakan rapat kepada Saka serta yang lainnya lewat Video Call.

Awalnya Saka ragu, namun yang lain merasa tertarik dengan masukkan yang di beri Adit. Akhirnya, semua rencana yang sudah di susun mendapatkan persetujuan semua pihak.

Setelah makan malam selesai, mereka semua pergi ke ruangan kerja Saka. Di ruangan itulah, semuanya fokus dengan tugas masing-masing.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 00.00, file sudah di kirim ke Saka lewat e-mail.

Bila serta Meyshi pamit terlebih dahulu, karena mereka sudah mengantuk.

July kini sedang tertidur di depan laptopnya, sebenarnya ia tidak hanya membantu Echa. July juga sedang menyelesaikan pekerjaan perusahaannya. Adit sudah pulang terlebih dahulu, karena Acha sedikit rewel.

"iih... July kebo juga ternyata" ucap Bima yang sedari tadi merapikan kertas-kertas yang tergeletak di atas lantai serta meja.

"Ga usah di bangunin, kasihan. Kayaknya kerjaan dia, belum selesai deh." Echa menatap layar laptop, dan ternyata benar, masih tersisa 40%.

"Biarin dia tidur di sini, Na pindahin di sofa gede itu."

Junapun mencoba membenarkan posisi July, lalu ia gendong dengan ala Bridal Style dan meletakkan di atas sofa besar.

"Buset, tetap gak bangun ni bocah" gumam Rico, sambil menggelengkan kepalanya.

Juna mengambil selimut, lalu ia menyelimuti badan July.
"Lo semua duluan, gue mau periksa kerjaan July dulu." ucap Juna.

"Oke, jangan lupa istirahat juga Na." balas Isa yang kini sudah berada di ambang pintu, Juna menganggukkan kepalanya.

💟

Pukul 01.00 dinihari, Echa masih berada di luar. Lebih tepatnya di balkon yang langsung menghadap kolam renang serta taman.

Mata Echa enggan tertutup, maka dari itu ia keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat susu coklat, lalu ia menuju balkon.

Hawa dingin menusuk kulit putih mulusnya. Tidak lama, Echa merasakan ada sebuah selimut berada di pundaknya.
Echa menoleh ke belakang, di dapatinya Bima dan Rico yang kini duduk di sampingnya.

"Lo berdua, belum tidur?" tanyanya.

"Gak tau, gak bisa tidur. Padahal gue tadi capek." sahut Rico.

"Sama, gue juga." sambung Bima.

"Sasa udah tidur?"

"Beh... kalo anak itu gak usah di tanya, udah mimpi ke kayangan." sahut Bima.

Echa terkekeh saat mendengar jawaban dari Bima. Kebiasaan Isa adalah, tidur yang sangat kebo. Kadang Nana angkat tangan, kalau di suruh membangunkan Isa.

Jika Echa yang disuruh, Echa tidak perlu susah-susah mengeluarkan tenaga. Cukup mencipratkan air ke wajah Isa, dan itu jurus jitu dari seorang Recha.

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now