Part 73 - Resmi

471 32 2
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

Cukup sudah. Alana tak kuat lagi, perutnya serasa ingin meletus saking kenyangnya. Sebelah tangannya meraih ponsel di meja nakas, mengetikkan sesuatu disana.

Alana : Gue udah nggak kuat lagi.

Gadis itu menatap cokelat ditangannya yang masih seperempat batang. Ingin memakannya, namun perutnya sudah kenyang. Bukan hanya terisi cokelat saja, dari pagi terhitung Alana memang banyak makan. Entah itu makan ringan atau berat.

Dariel : Gak kuat apa? Lo kenapa? Sakit?

Alana : Gue enggak sakit kok. Gue udah nyerah, gue nggak kuat lagi buat habisin dua cokelat batang dari lo.

Dariel : Yaudah nggak papa, gue nggak bisa maksa lo juga. Tapi kita masih teman, kan?

Kening Alana mengernyit bingung. Kenapa respons Dariel seperti itu? Apa dia menyerah?

Oh, astaga! Alana teringat kertas lipat terkahir tadi. Matanya meneliti sekitar tempat duduknya sedangkan tangannya menyingkirkan kertas-kertas yang sedikit berserakan. Akhirnya ketemu juga kertasnya. Ia membacanya sekali lagi, dan bergantian membaca chat Dariel.

Kini Alana mulai mengerti apa maksud Dariel mengirimkan pesan seperti itu. Rupanya ada sedikit salah paham disini. Ya, salah paham.

Alana : Dariel, kayaknya hati gue udah siap deh nerima tamu.

Alana : Lo mau kan jadi satu-satunya tamu di hati gue?

Ini kok jadi Alana yang seperti nembak Dariel, ya? Bodo amat. Yang penting Alana senang.

Dariel : Hah? Seriusan? Berarti sekarang kita pacaran, nih?

Senyum malu-malu menghiasi bibir Alana saat membaca pesan dari Dariel. Seperti inikah rasanya jatuh cinta?

Alana : Ya gitu.

Setelahnya Alana melemparkan tubuhnya ke kasur, dengan posisi menelungkup. Tak lupa wajahnya yang ia sembunyikan di balik bantalnya. Seaneh ini Alana jika sedang salah tingkah.

Malam ini dihabiskan Alana untuk saling berkirim pesan dengan Dariel, pacarnya. Ah, rasanya Alana masih belum percaya kalau dia sekarang sudah punya pacar. Sebenarnya Dariel bukan pacar pertama Alana. Dulu waktu SMP, Alana pernah berpacaran dengan seseorang, sebatas cinta monyet dua orang remaja. Sekarang pun Alana masih mengira dia dan Dariel hanya sebatas cinta-cintaan, tak mengelak suatu saat nanti akan putus. Tapi Alana berjanji pada hatinya sendiri, ia akan memperjuangkannya.

Dan Alana harap ia tak akan berjuang sendirian. Ia yakin, Dariel akan tetap bersamanya. Disisinya. Namun entah sampai kapan.

"Wih, jadi makan-makan dong," goda Karina menatap jail pada Alana.

Memang Alana sudah menceritakan semuanya pada sahabatnya, tentangnya yang sudah menerima Dariel. Reaksi mereka hanya tersenyum jail, sudah lama mereka menebak Alana menyukai Dariel. Dan sekarang terjawab sudah.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang