Part 39 - Welcome To My Family, Alana

497 39 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

"Ini kamar mandinya, dan ini baju ganti lo," ucap Delisa memberikan kaos lengan pendek berwarna putih, dengan tulisan 'VE' warna hitam di bagian dada dan celana kulot warna hitam.

"Kan gue bisa pakai seragam sekolah lagi, kak," tolak Alana.

"Udah gak papa, pakai aja," paksa Delisa.

Alana menyerah, ia menerima baju yang diberikan Delisa dan segera masuk kamar mandi yang berada di dalam kamar Delisa.

Setelah mandi Alana membereskan seragamnya dan memasukkan ke dalam tas. Tak lama kemudian, pintu kamar Delisa terbuka dan seseorang masuk disana.

Rupanya gadis kecil yang membuka pintu itu, Alana tersenyum membuat Davira ikut tersenyum karena menganggap Alana memberi celah untuknya masuk.

"Kakak cantik mau tidul disini?" tanya Davira polos.

"Enggak sayang, kakak cantik cuma numpang mandi sebentar kok," ucap Alana.

Delisa datang dan langsung menggendong Davira. "Yuk ke bawah, kita makan malam bareng. Kebetulan mama udah pulang," ajak Delisa.

Davira yang mendengar ucapan kakaknya tentang mama udah pulang pun bersorak ria. Alana tersenyum dan mengangguk sopan.

Sampai di ruang makan, Alana belum melihat mamanya Dariel disini. Hanya Dariel yang terlihat duduk sendirian disana, sibuk dengan ponselnya.

"Duduk Al," ucap Delisa. Ia juga repot mengurusi makanan Davira.

"Iya kak," Alana duduk tepat disamping Dariel.

"Nikmatin aja ya, anggep rumah dan keluarga lo sendiri. Jangan sungkan," pesan Delisa. Alana mengangguk dengan senyumnya yang mengembang sempurna.

Bagaimana bisa saat itu Alana cemburu dengan Delisa? Padahal Delisa kakak kandung Dariel, tapi tidak bohong, waktu CFD kemarin mereka berdua seperti pacaran. Apalagi dengan Delisa yang bergelayut manja di lengan Dariel. Ah sudahlah, mengingatnya lagi membuat Alana malu. 

Sepi, Alana merasakan sepi sekarang, tidak ada yang mengajaknya ngobrol ataupun berbicara. Alana menoleh ke arah Dariel, ingin rasanya memulai obrolan tetapi ia tidak berani menganggu Dariel yang sedang fokus. Akhirnya Alana mengamati Delisa yang sedang mengurus makanan Davira, sungguh menggemaskan gadis kecil itu, permintaannya aneh-aneh.

Dari sini Alana mengetahui satu hal, Delisa sangat perhatian dengan adik-adiknya, walaupun terkadang Alana sungkan karena wajahnya kerap kali datar dan dingin. Persis seperti lelaki disampingnya ini.

"Aku mau makan loti kacang!" seru Davira, setengah berteriak membuat Delisa mengurut pelipisnya.

"Tapi udah dibuatin sop ayam, kalau Vira nggak makan, ayamnya nanti nangis," pujuk Delisa masih lembut.

"Nggak mau!"

Delisa yang sekian kali mendengar kalimat tolakan Davira, hanya menghela napas pasrah. Rambut pirang kecoklatan yang sebelumnya dikucir kuda, kini Delisa gulung asal. Semakin menambah kesan berantakan, ia mengipas-kipas tangannya dileher.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang