Part 26 - Mengantar Pulang

562 53 0
                                    

Tekan bintang ⭐sebelum membaca

Happy reading

Sudah terhitung beberapa kali Alana menguap. Ini jam pelajaran terakhir, tapi ia sangat mengantuk sekali. Ditambah terpaan sepoi-sepoi angin dari kipas angin kelas, membuatnya ingin menutup mata sejenak. Tapi itu tidak terjadi, rasa nyeri lututnya masih mendominasi, tidak mengizinkan Alana tidur.

Sejak tadi Alana tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan didepan, ia hanya mencoret-coret tidak jelas buku bagian belakang. Lain dengan Dariel yang sangat memerhatikan guru didepan, sesekali tangannya menulis sesuatu yang dianggapnya penting. Alana? Gampang, nanti dia pinjam catatan Dariel.

"Lo ngantuk? Tidur gih," ucap Dariel tanpa dosa, lagian ia kasihan melihat Alana yang menguap terus-terusan.

"Lo gila, nanti dihukum gimana?" desis Alana. Bukannya ia tidak senang Dariel perhatian dengannya, malah Alana senang sekali. Ya tapi nggak gitu juga, masa waktu pelajaran disuruh tidur? Cari mati!

Alana ingat!

Ia mengambil buku harian yang yang dibawanya ke sekolah. Sesuai rencana, Alana mulai menuliskan kata demi kata di bukunya. Ini pertama kalinya Alana menulis hal yang cukup privasi, di sekolah.

Dariel menoleh, sedikit heran melihat Alana menjadi rajin menulis. "Tumbenan rajin?" tanyanya melirik sedikit buku Alana.

Alana langsung menutup bukunya saat menyadari diintip Dariel. "Hehe, nggak papa kok. Lagi pengin aja," balas Alana sekenanya. Dariel mengangkat kedua bahu, ia kembali memerhatikan guru didepan. 

Sesekali Alana mengetukkan bolpoin di dagunya, memikir menulis kata-kata apalagi. Sementara ini Alana menyandarkan kepalanya dimeja, sambil mengamati dream catcher di sampul bukunya.

"Apaan sih?" tanya Alana menoleh ke belakang, menatap tajam Karina dan Hilmi. Tadi punggung Alana terasa ditusuk-tusuk bolpoin, dan pelakunya tidak perlu ditanyakan lagi.

"Hehe, kaget ya? Maaf," ucap Hilmi. "Gue mau tanya, buku lo lucu banget beli dimana?"

"Oh, ini?" Hilmi mengangguk pelan. "Di beliin gue, nggak tau dia beli dimana,"

Karina tersenyum jahil. "Dibeliin Devan, ya? Ngaku lo," candanya.

Dariel mendengarnya, namun dia bersikap bodo amat, dan lanjut menulis rangkuman materi dibukunya.

"Iya," balas Alana singkat.

Kurang 15 menit lagi bel berbunyi. Alana masih sibuk menulis di buku hariannya. Setelah selesai, Alana kembali memasukkannnya di dalam tas.

"Eh, Alana!" bisik Karina.

"Apaan?"

"Gue boleh pinjem buku lo, nggak?"

"Buku yang mana?" Alana mengernyitkan keningnya.

"Buku yang lucu itu," balas Karina.

"NGGAK!" teriak Alana tiba-tiba. Sontak, seluruh penghuni kelas menatapnya heran. Sementara Alana menyengir tanpa dosa.

"Ada apa, Alana?" tanya bu Shira, yang memang sedang mengajar kelas Alana.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang