Part 41 - Perjanjian Dengan Dariel

458 44 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading


Alana dan Dariel memutuskan untuk belajar bersama seperti kemarin di rumah Alana. Dariel sangat bersemangat ingin mengubah nilai akademik Alana, seperti ada dorongan dari dalam dirinya untuk mengajari Alana sampai gadis itu mendapatkan hasil yang memuaskan.

Sementara Alana juga ingin mengubah nilainya, selain karena ingin membanggakan keluarganya, ia juga sudah jengah dipandang rendah temannya yang pintar. Kalaupun nilai Alana belum unggul dibanding murid pintar tersebut, paling tidak Alana sudah berusaha memperbaiki nilainya.

Sore ini dihabiskan mereka berdua untuk belajar matematika. Pelajaran yang sangat tidak disukai Alana, berbanding terbalik dengan Dariel yang merasa dirinya tertantang setiap melihat soal matematika.

"Dar, ini udah bener belum sih?" tanya Alana menyodorkan bukunya.

Dariel yang semula fokus dengan soalnya sendiri, mengalihkan perhatiannya pada Alana.

"Bentar ya, gue hitung dulu," balas Dariel menjiplak soal Alana, berusaha memecahkan masalahnya.

Alana diam-diam memerhatikan wajah serius Dariel dari samping. Mata Alana tertuju pada rahang tegas Dariel, sejenak terpesona dengan salah satu ciptaan Tuhan dihadapannya ini. Dariel yang merasa diperhatikan pun menoleh pada Alana, sedangkan Alana dengan cepat membuang pandangannya ke arah lain, yang penting tidak ke mata Dariel. Jangan lupakan dengan pipinya yang memerah.

Dariel tersenyum tipis, lalu pandangannya tertuju kembali pada buku Alana. Ia sudah tahu dari tadi, bahwa Alana memerhatikannya. Diam-diam Dariel sedikit salah tingkah dengan kelakuan Alana.

"Salah sedikit, harusnya lo kali lima hasil yang hitungan awal," jelas Dariel.

"Ini kan angka tiga," tunjuk Alana pada soal di buku paket.

"Iya, kalau udah ketemu hasil kali lima tadi, dikali lagi tiga ini," terang Dariel.

Alana hanya mengangguk mengerti, entah benar-benar mengerti atau pura-pura mengerti.

"Sini, gue mau coba lagi," ucap Alana merebut buku tulisnya dari tangan Dariel. Berkali-kali tangannya membolak-balikkan buku paket, berharap menemukan soal yang sekiranya sama dengan tadi.

Satu yang Dariel kagumi dari Alana, gadis itu pantang menyerah sebelum benar-benar mendapatkan apa yang dia harapkan. Sebenarnya Alana anak yang tekun dan rajin, kalau saja sedang tidak malas, seperti ini contohnya. Waktu di kelas mungkin gadis itu akan sibuk sendiri dengan kegiatannya mencoret-coret buku bagian belakang, tetapi saat dia benar-benar belajar, Alana bisa menangkap apa yang diajarkan.

Melihat Alana yang bersemangat belajar, membuat Dariel bersemangat juga mengajarinya. Dariel semakin besar memupuk harapan kalau nilai Alana akan naik. Dan jangan lupakan satu doa Dariel untuk Alana nanti waktu UTS, semoga gadis itu tidak lupa. Ya, hanya satu itu.

"Kalau ini gimana?" tanya Alana kembali menyodorkan bukunya.

Dariel sangat teliti memeriksa pekerjaan Alana. "Bener kok, sekarang udah tau caranya, kan?"

Gadis itu bersorak riang, hanya sepele penyebabnya. Ia berhasil menyelesaikan satu soal dengan benar, tanpa bantuan Dariel.

Dariel menyodorkan buku Alana. "Udah acara seneng-senengnya, nih lanjutin belajarnya," ucapan Dariel mengehentikan acara sorak-sorak bergembira ala Alana. Gadis itu cemberut, tetapi tetap menerima bukunya.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang