Part 20 - Makan Malam Bareng Keluarga Dariel

594 57 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca


Happy reading


Alana sangat cantik memakai mini dress berwarna biru miliknya. Sebenarnya gaun ini sudah lama dibelikan mamanya, tetapi belum pernah Alana memakainya. Rambut kecoklatan itu digerai indah, sebagian kecil dikepang untuk mempermanis penampilan Alana. Terkesan simple tapi terlihat elegan.

Alana berjalan menuruni tangga dengan menenteng sepatu sneaker putihnya. Ia celingukan mencari keberadaan keluarganya, matanya menelusuri ruang tengah dan dapur. Tetapi nihil, tidak ada seorang pun disana.

"Mungkin mereka ada di ruang tamu," batin Alana.

Dan benar. Mama, papa, dan Aurel duduk di sofa ruang tamu, menunggu satu anggota keluarganya.

Aurel mendelik melihat ke arah tangan Alana. "Kamu ngapain bawa sneakers segala?"

"Ya dipakailah, masa dibuat pajangan," ucap Alana seraya duduk di single sofa di sebelah Aurel.

"Yakin mau pakai ini? Aku ambilin sepatu hak rendah aja ya," ucap Aurel. Alana menatap kakaknya tidak suka, ia paling benci disuruh memakai sepatu berhak.

"Gak usah kak, Alana pakai ini aja," tolak Alana.

"Sayang, kamu cantik banget pakai gaun ini, masa sepatunya sneakers sih, lebih anggun lagi kalau memakai sepatu hak. Nurut ya, biar diambilin kak Aurel," pinta Arin lembut. Alana tidak tega menolak permintaan mamanya, baiklah hanya malam ini saja kakinya tersiksa.

Alana mengangguk. "Iya deh," jawabnya. Aurel melenggang pergi guna mengambilkan sepatu hak rendah miliknya.

"Alana, maaf kalau papa sama mama terlalu menuntut kamu malam ini," ujar Rudy merasa bersalah pada Alana.

"Enggak pa, Alana yang minta maaf karena seenaknya," sela Alana.

Rudy tersenyum, sikap Alana terhadapnya mulai berubah, berubah lebih baik pastinya. Kemarin Alana mengacuhkannya dan tidak menganggapnya ada. Kini Rudy merasa Alana mulai menghormatinya, sebagai kepala keluarga. Tentu saja rasa lega dan bahagia tersimpan di hatinya, walaupun Alana masih sedikit kaku dengannya.

Aurel datang dan memberikan sepatu hak rendahnya pada Alana. "Nih, pakai dulu," ucapnya.

"Makasih, kak," sahut Alana menerima dan memakai sepatunya.

Alana terlihat anggun dan memesona, polesan tipis membuatnya terkesan natural. Cocok untuk Alana yang berusia remaja. Sepatu Aurel juga sangat pas di kaki Alana. Perfect, satu kata yang menggambarkan penampilan Alana malam ini.

"Yaudah yuk, kita berangkat sekarang. Nggak enak sama Pak Mahendra," ucap Rudy berdiri dan menggandeng sebelah tangan Arin serta bergegas melangkah keluar rumah.

Alana mematung, ia menyadari sesuatu. "Mahendra? Seperti pernah dengar, tapi kapan dan dimana?" gumamnya.

"Nunggu apa lo? Ayo," ajak Aurel menggandeng tangan Alana sedikit kasar, menyusul langkah kedua orang tua mereka. Oh bukan menggandeng, tapi menyeret lebih tepatnya.

Kaki Alana melangkah keluar saat papanya mematikan mesin mobil. Ia membenarkan gaunnya yang sedikit lecek.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang