"Maunya sih, tapi… Lagi gak kepengen aja hehe" Echa menyengir dan mengalihkan tatapannya.

"Gimana gue mau liburan? Gue stay di sini aja, lo udah berani macam-macam" gumam Echa dalam hati.

Mereka hampir berada di atas, Isa segera mengambil ponselnya.

"Cha… foto yuk" Isa mengarahkan kamera ke depan.

Echa mendekatkan dirinya ke Isa, berbagai fose mereka ambil. Namun ada 1 fose yang selalu jadi fose favorite Isa. Ia mencium pipi Echa dan Echa tersenyum dengan manis. Padahal itu adalah gerakkan reflex Echa.

"Sasa! Apaan sih cium-cium?!!" omelnya.

Isa terkekeh "Itu kan pose favorite Sasa, Cha. Sini Sasa fotoin Chaca".

Isa langsung memotret Echa "Peluk bonekanya Cha" suruhnya.

Echa langsung memeluk boneka tersebut, dengan senyuman yang sangat manis.

"Habis ini mau makan dulu atau kemana?" tanya Isa.

"Mm… Gak tau, Chaca bingung".

"Makan bentar ya, abis itu kumpul sama anak-anak" ucap Isa sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Ke Rich Corp?".

Isa menggelengkan kepalanya "Tempat favorite kita".

Echa langsung tersenyum dan mengangguk.

💟

Setelah makan Nasi goreng di kaki lima, Isa langsung menyetir mobilnya menuju sebuah bukit. Menempuh perjalanan selama satu jam dari pusat kota, kini mobil Isa berada di sebuah jalan yang sedikit sepi. Namun terdapat banyak pemukiman warga.

Mobil Isa sampai di suatu tempat, di mana tempat itu mereka beri nama dengan 'Bukit kita'.

Tempat penggunungan ini mempunyai bukit yang tidak terlalu tinggi.  Dengan rumput hijau yang sangat asri, belum lagi cahaya lampu di mana-mana.

Banyak orang tidak mengetahui bukit ini, hanya orang-orang yang menginap di villa lah yang tau.

Bukit ini di temukan oleh Echa dan Isa. Awalnya, karena dulu mereka selalu bosan jika nongkrong di keramaian. Lalu mereka mengajak Bima, Juna dan Rico. Ribej selalu ke bukit ini, jika mereka ingin suasana tenang.

Echa menatap pemandangan di depan matanya, lampu - lampu kota yang menjadi lukisan di malam hari. Jangan lupa Bintang dan Bulan yang menemani.

Echa selalu suka dengan kedamaian ini. Ia merasa jika, ia selalu di manja dengan angin malam.

Tidak lama Isa datang dengan membawa 2 cangkir kopi. 

"Taruh di sini aja Mang, Terimakasih banyak ya Mang" ucap Isa kepada 1 orang laki-laki, yang membawa baki makanan.

Isa duduk di samping Echa, 2 cangkir kopi tadi ia taruh di meja bundar di depan mereka.

"Perut lo belum kenyang?" tanya Echa.

"Belum hehehe, lagi kepengen makanan di sini. Udah lama kan, kita gak ke sini?".

Echa mengangguk, ia bisa melihat 2 jagung bakar, pentol rebus, sosis bakar dan masih banyak lagi, dengan porsi double.

Echa tahu, Isa itu orangnya tidak perhitungan dengan makanan. Jika Isa jalan dengan Echa, ia selalu memesan double. Untung saja, Echa tipikal cewek yang tidak memusingkan berat badan. Mau makan apa saja, Echa tidak perduli. Toh, ia selingi dengan olahraga.

"Assalamualaikum…" beberapa suara membuat Echa dan Isa menoleh ke samping.

"Wa'alaikumsalam" mereka berdua bisa melihat para sahabatnya datang bersamaan dengan kekasih mereka masing-masing.

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now