"Aku hanya ingin meringankan bebanmu."

"Tidak seperti ini Sasuke, tidak selalu dengan uang semua masalah akan selesai."

"Lalu apa yang akan kau lakukan? mereka akan mencabut lisensi mu. Aku tidak mau itu terjadi padamu, kau berjuang untuk menjadi seperti sekarang dan semua itu direnggut oleh orang yang sebenarnya hanya tidak bisa menerima kenyataan kalau anaknya telah tiada." 

"Tidak bisakah kau percaya padaku, aku bisa membela diriku sendiri. Aku sudah menyiapkannya  seminggu ini."

"Baiklah maaf." Sasuke menggenggam tangan Sakura, karena dia mendapati mata Sakura mulai berair. "Maaf, sungguh aku minta maaf. Harusnya aku menanyakan padamu dulu."

"Dan kau mau memberikan rumah sakit itu padaku. Kenapa?" Suara Sakura bergetar, dia kesal dengan omongan karin tadi. 

"Siapa yang bilang?"

"Karin."

"Mulutnya itu memang tidak ada filternya." Sasuke mendengus sebal. "Bukan seperti itu, bukan benar-benar memberikan. Hanya jika aku mati, dan untuk sementara sampai Sarada mampu memegangnya, kau harus mengurusnya."

"Apa kau mau mati?" Sakura menatap Sasuke tajam. "Aku tidak suka kau berbicara seperti ini. Aku tidak akan membiarkanmu mati camkan itu! Dan batalkan semua itu, aku tidak suka teman-temanmu menganggapku memanfaatkanmu."

"Maksudnya?"

"KARIN, Seenaknya saja dia bilang aku kabur saat kau jatuh miskin dan kembali saat kau sudah kaya raya. Dia pikir aku apa?" Bibir Sasuke terkatup rapat, dia harus bicara dengan Karin nanti. "Aku tidak seperti itu, aku tidak tau sekaya apa kau sekarang, aku tidak mencari taunya, dan aku juga tidak peduli dengan semua kekayaanmu. Aku mau kembali karena mungkin kita bisa memperbaiki sikap kita dulu. Bukan karena kau kaya atau tidak, aku tidak semurahan itu kembali padamu hanya karena harta apa lagi kabur darimu karena kau terpuruk."

"Hei aku tau, aku mengerti. Karin hanya tidak tau permasalahan kita dulu, mulutnya memang tidak punya filter. Jangan dimasukan dalam hati."

"Apa kau juga menganggapku seperti itu?"

Pertanyaan bagus Sakura. 

"Sama sekali tidak." Sakura menundukkan kepalanya, dia tidak yakin Sasuke tidak punya pemikiran yang sama seperti temannya. "Aku tidak bohong." Seolah tau apa yang Sakura pikirkan, dia menarik Sakura mendekat, mengarahkan wajah Sakura pada wajahnya. 

"Aku berniat membunuhmu tadi."

"Niat yang bagus, kau bisa memiliki rumah sakit itu setelahnya." Sakura mencubit perut Sasuke "Ahhh. Yang kemarin saja belum hilang bekasnya. Sejak kapan kau suka mencubit?"

"Aku tidak akan melakukannya kalau kau tidak membuatku jengkel."

"Kau benar-benar bisa membunuhku hanya dengan cubitanmu ini." Ucapnya sambil mengusap-usap bekas cubitan Sakura. 

"Jangan dengarkan orang lain, cukup dengarkan aku, dan percaya padaku."

"Akan aku coba."

Sasuke mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura, hingga hidung mereka bersentuhan, menghirup udara yang sama. "Aku sudah menunggumu."

"Untuk apa?"

"Menyelesaikan yang belum selesai, dan sekarang hanya ada kita. sarada juga tidak akan pulang kesini."

"Jujur, apa kau mengusirnya, dengan alasan diajak Mom?" Sasuke tersenyum miring. "Licik."

"Demi ini." Sasuke mencium Sakura, melumatnya penuh tuntutan. Ciuman yang tidak memberi kesempatan untuk lawannya membalasnya. Ciuman menggebu khas Sasuke, yang sialnya selalu Sakura inginkan. 

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now