26

5.4K 562 86
                                    

Sebelum kembali ke Tokyo Sakura mampir ke rumah sakit tempat dia kerja dulu untuk sekedar menyapa teman-temannya dan dia ingin bicara dengan Ino. Mencari dukungan mungkin, atau hanya untuk meminta pendapat. 

Dia berdiri di atap seperti yang dulu sering dia lakukan di sana, sambil menunggu Ino yang masih rapat bersama timnya. 

"Hai." Suara melengking dari temannya itu membuyarkan lamunannya. "Mau kembali hari ini?"

"Ya, aku sudah banyak libur akhir-akhir ini."

"Hahaha, apa itu jadi masalah di sana? Sasuke yang punya rumah sakit kan?"

"Tidak ada hubungannya."

"Oke ada apa?" Ino berdiri di samping Sakura menyandarkan punggungya pada beton pembatas. 

Tapi Sakura tidak juga mengucapkan sepatah katapun dia terlalu bingung untuk memulai dari mana. 

"Saat kau sedang menghadapi cinta segitiga, hanya ada dua jalan keluar. Tinggalkan keduanya atau pacari keduanya."

"Itu gila!" 

"Oke begini Sakura, aku tau betapa bingungnya kau sekarang. Jadi di antara mereka siapa yang paling kau kasihani?"

"Kau tau jawabannya" Sasori itulah jawaban yang semua orang pasti tau, walau dia tidak menjawab.

"Tinggalkan dia." Sakura menatap Ino penuh tanya, bukankah jelas-jelas dia mengasihani Sasori kenapa Ino justru menyuruhnya meninggalkan lelaki itu? "Kau hanya kasihan padanya, kau tidak mencintainya. Selamanya akan seperti itu, dan kau pikir itu akan membuatnya bahagia?"

"Aku tidak bisa melakukannya Ino, kau tau saat ini yang dia miliki hanyalah aku."

"Ya, itu masalah besar memang, apa lagi dia yang ada selama lebih dari 10 tahun untukmu. Tapi Sakura, seberapa kuat kau berpura-pura? Aku tau kau mencintai Sasuke begitu besar, melihat sejauh apa hubunganmu dengannya sekarang ini aku ragu kau bisa membohongi dirimu sendiri."

Sakura menatap jauh, tempat pepohonan yang mulai terlihat warna dedaunan hijaunya. "Bagaimana jika aku sanggup berpura-pura selamanya?"

"Aku harap kau bisa bahagia dengan ke pura-puraan itu."

Ya Ampun Sakura tidak mampu berpikir lagi dia mengharapkan Ino akan mendukungnya, mendukung pengorbanannya. 

"Aku juga."

****

Sasuke dibuat bertanya-tanya dengan sikap Sakura yang berubah seminggu belakangan ini. Setelah meninggalnya nenek Sasori, wanita itu hampir tidak bisa dia temui. Sakura hanya ada waktu untuk Sarada, dan tidak pernah ada waktu untuknya. 

Saat dia mendatangi apartemen Sakura, tempat itu selalu kosong Sakura terus berada di rumah sakit. Di rumah sakitpun Sakura juga menghindarinya, tidak pernah mau di temui. 

Karena sudah cukup pusing dengan masalah pekerjaan ditambah dengan anehnya sikap Sakura membuat kepalanya pening. Dia butuh sesuatu yang bisa meringankan bebannya. Saat memasuki tempat remang-remang, yang begitu tenang, tidak banyak yang datang, hanya beberapa dan satu wanita yang dia kenali sedang duduk di depan meja bar. 

"Sudah lama tidak kemari." Sapa seorang lelaki memiliki rambut panjang, uniknya dia menato daerah matanya hingga mirip sekali dengan mata ular, ditambah lagi dengan softlens mata ular yang menyembunyikan manik asli miliknya. Dia Orocimaru pemilik tempat itu yang teropsesi dengan ular. Pertama kali masuk ke tempat itu kau pasti mengira kalau minuman di sana adalah hasil ekstrak dari bisa ular. Untungnya tidak, minuman di sana masih seperti minuman pada umumnya hanya warnanya saja yang terkadang menyerupai bisa ular. 

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now