23

6.4K 643 41
                                    

"Tunggu," Karin meninggalkan kegiatannya, dan bertemu tatap dengan Sakura. "Kenapa kau ingin membunuhnya? Maksudku kenapa kau semarah ini?" 

Karin sudah tau tentang Sasuke dan Sakura yang merencanakan untuk kembali, saat dia dan Sasuke ke resort beberapa hari lalu, Sasuke menceritakan kedekatannya dengan Sakura. 

"Oh, ya pasti kau tau tentang ini, atau kau mungkin yang memberikan cek ini pada ibu Lusi." Ucap Sakura dengan nada lembut. 

"Oh ya, memang uang santunan agar dia menarik gugatannya."

"Untuk apa? Itu akan semakin menyulut kemarahannya." 

"Kami kira akan berhasil padanya."

"Tidak semua orang akan bungkam dijejali uang. Lagi pula kenapa kalian melakukan hal sejauh itu hanya untukku?"

"Tidak hanya untukmu sebenarnya nyonya" Ucap Karin dengan nada suara tinggi, tanda ketidak sukaannya pada Sakura. "Gugatan itu berpengaruh juga dengan performa rumah sakit. Lagi pula kami tidak boleh membiarkan nama calon direktur rumah sakit tercoreng dengan masalah gugatan seperti ini."

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan."

"Ya aku juga sebenarnya tidak mengerti kenapa aku membantu Sasuke sejauh ini, untuk seorang wanita yang mencampakannya saat dia kesulitan dulu." Sakura tertegun, dia sering melihat tatapan tidak suka Karin padanya, tapi dia tidak menyangka kalau wanita itu benar-benar membencinya. "Bodohnya dia juga memberikan sebuah rumah sakit untukmu."

"Rumah sakit?"

"Ya, rumah sakit ini adalah milikmu sekarang, atas namamu. Tinggal kau mengambil surat itu dari Sasuke dan menandatanganinya, maka semua kekayaan ini menjadi milikmu. PUAS kau sekarang? semua yang kau rencanakan akhirnya terwujud sesingkat ini."

"Dengar ya, aku tidak membutuhkan semua ini, kekayaan Sasuke. Dan asal kau tau saja dulu aku meninggalkannya bukan karena dia jatuh miskin. Dan jangan asal menilai orang menurut matamu saja." Mood Sakura sudah sangat buruk saat itu, jadi dia tidak bisa mengontrol emosinya pada Karin. Lagi pula wanita itu sudah berani menghujatnya seperti itu, padahal mereka tidak terlalu saling mengenal juga, seenak jidatnya saja mengolok-oloknya. "Oh tapi terimakasih, akhirnya aku tau bagaimana pandangan teman Sasuke tentangku. "

Sakura langsung meninggalkan ruangan Sasuke. 

****

Dia membanting pintu apartemennya, dan melihat Sasuke sedang tiduran santai di sofa. Akhir-akhir ini apartemennya seolah menjadi rumah ke dua bagi makhluk Uchiha itu. Begitu juga Sarada yang selalu menginap disana. 

"Mana Sarada?" Sebelum Sakura mengamuk dia ingin memastikan kalau anaknya tidak ada di sana. Dia tidak mau Sarada tau seberapa garangnya dia saat mengamuk. 

"Dijemput mom tadi, katanya mau diajak ke rumah temannya."

"Oke, aku ingin marah padamu." Sakura membanting tasnya dan langsung duduk di sofa samping Sasuke, dan melempar cek yang sejak tadi dia genggam. "Sudah aku bilang jangan ikut campur!"

"Oh, itu hanya uang santunan dari rumah sakit untuk keluarga itu."

"Baik sekali." Sasuke hanya mengangguk bangga. " Dan apa kau memikirkan tentang sakit hati mereka? Mereka mengira kau menyogoknya untuk tutup mulut Sasuke."

"Jika itu bisa berhasil kenapa tidak, kau tidak perlu repot-repot disidang nanti."

"Aku tidak kerepotan asal kau tau saja, semua dokter yang gagal menyelamatkan pasiennya pasti merasakannya. Dengan yang kau lakukan itu semakin membuatnya yakin bahwa aku penyebab kematian anaknya."

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now