7

7.1K 767 28
                                    

Sakura keluar dari ruang operasi dengan perasaan dongkol, seharusnya dia sudah bisa pulang jam 5 sore tadi, sedangkan sekarang sudah hampir jam 9 malam. Sebenarnya dia sudah menyelesaikan tugasnya, tapi anak buahnya melakukan kesalahan di ruang operasi sebelah, yang akhirnya harus membuatnya turun tangan sendiri. Tadi di dalam ruangan itu Sakura sudah marah-marah, membentak, bahkan menampar bawahannya dia tidak pernah semarah itu sebelumnya. Hanya saja kini masalahnya adalah nyawa, kenapa dia begitu mengentengkan dan menganggap hal itu remeh, yang akhirnya membuatnya melakukan kesalahan yang dokter magang saja tidak mungkin melakukan kesalahan itu. 

Sesampai di ruang ganti samar-samar dia mendengar suara Sahabatnya, sepertinya dia sedang berbincang dengan orang lain. 

"Hai," sapa Ino ketika melihatnya masuk dengan wajah kucel dan terlihat menyebalkan. "Kenapa lagi?"

"Entahlah aku sudah muak dengan orang-orang bodoh itu." Sakura menghempaskan pantatnya di tempat duduk yang sengaja di taruh tepat di depan loker. 

"Hahahaha, kau sudah harus menerima tawaran dari rumah sakit swasta di Tokyo itu. Kemampuanmu di sini sudah terlampau tinggi Sakura, kau sudah tidak cocok di sini, jika kau tetap di sini akan banyak dokter baru yang keluar karena tidak betah kau marahi terus. Karena yang menurut mereka sulit, menurutmu itu mudah, itulah masalahnya."

"Ya mungkin aku yang keterlaluan sudah membiarkan mereka gagal membunuh anak-anak."

"Sampai separah itu?" Ino menelan kembali semua ucapannya, dia mendukung Sakura jika ingin menghajar orang itu. Sakura hanya mengangguk. 

"Dokter Tsunade sudah berkali-kali bertanya padaku tentangmu." Ucap Petugas gemuk yang sejak tadi berbincang dengan Ino, "Oh ya, anakmu masuk rumah sakit ini ya? Dan tadi tidak sengaja aku melihat pria tampan yang keluar masuk ruang rawat anakmu. Siapa dia, pasti adik suamimu kan? Tolong lah Sakura kenalkan aku padanya."

"Dia mantan suaminya." Jawab Ino, sedetik sebelum Sakura menjawab, Akhirnya Sakura kembali mengatupkan bibirnya.

"Semuda itu?"

"Hei aku lebih muda darinya asal kau tau saja." Sakura membenarkan. 

"Tapi dia terlihat lebih muda darimu, ini karena kau yang suka marah-marah jadi membuatmu cepat tua." 

Sakura hanya mendesah, Petugas gemuk itu selain suka makan ternyata juga suka bicara. 

"Dan berarti dia Impoten?" 

Lagi-lagi Sakura harus tersedak ludahnya sendiri, kali ini dia sedikit takut, jangan sampai orang-orang membahasnya di depan Sasuke, atau lelaki itu akan murka. "Oh,, Ya,," Sakura gugup.

"Sayang sekali dia tampan sebenarnya, bagaimana ceritanya dia bisa Impoten sedangkan dia masih terlihat bugar dan umm sexy hihihi" Ucap petugas gemuk dengan nada centilnya. 

"Ya kalau kau masih mau kau bisa mencobanya." Jawab Sakura santai sambil dia berdiri menghampiri lokernya. 

"Sepertinya aku lebih baik dengan satpam rumah sakit, walau begitu aku yakin dia lelaki normal." 

"Lebih dari normal aku rasa, dia lebih ke mesum." Sahut Ino. Sakura ikut tertawa dan teringat bahwa Sasuke bisa juga bersikap sangat mesum dulu padanya_ Catat! hanya padanya_ Oke, itu dulu sekarang dia tidak tau, apa Sakura masih menjadi setiap fantasi lelaki itu, masih menjadi yang tercantik di matanya, ataukah sudah ada wanita lain yang sudah menjadi tercantik. 

Seperti yang Sasuke katakan pagi tadi, _Sebelum dia mengenali payudara besar_ Sakura segera menggelengkan kepalanya kuat, untuk apa pula dia memikirkan Sasuke, belum tentu lelaki itu juga memikirkannya. 

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now