16

5.2K 626 36
                                    

Baru kemarin siang dia berperan menjadi zombie bersama anaknya, hari ini dia seolah tengah menjadi zombie sungguhan. Dia butuh tidur, dia ingin merebahkan pungungnya walaupun hanya sebentar. Setelah digempur dengan pasien yang seolah menyerbu UGDnya. Dia bahkan 3 kali masuk ruang operasi dalam satu malam saja, dan menunggu pasien ICU hingga pagi ini. 

Dia berjalan gontai sambil memijat tengkuknya sendiri, masuk ke lift tanpa memperhatikan sekelilingnya. Dalam Satu lift yang sama Karin dan Sasuke berdiri tepat di belakangnya. Yang sibuk meregangkan tubuhnya, hingga tidak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan. 
Saat lift sudah menunjukan angka lantai tujuan, dia hendak sarapan dulu di kantin dan setelahnya dia ingin tidur sebentar di ruangannya. 

"Dokter Haruno," Pangilan itu sontak membuat Sakura menoleh sebelum benar-benar keluar dari lift. "Saya suka kostum anda hari ini." Ucap Sasuke beberapa detik sebelum pintu lift mulai menutup. 

Belum sempat Sakura menjawab pintu itu sudah tertutup. "Sejak kapan dia disana?" Tanya Sakura pada diri sendiri, lalu matanya melihat ke bawah, menilai penampilannya yang tidak ada indah-indahnya untuk dilihat. Seragam biru tua khas, celana panjang yang longgar begitu juga bajunya yang ada bekas percikan darah pasien. Harusnya dia berganti dulu sebelum masuk kantin. 

"Ah sudahlah, tidak penting juga. Sasuke pernah melihatku hanya menggunakan daster dulu." Ucapnya lirih, dan berjalan ke salah satu meja kosong, pelayan menghampirinya. 

Sakura menyembutkan salah satu menu pagi itu dan menunggu. 

Tidak terlalu lama hingga dia bisa menyantap pesanannya. Ketika dia akan mengangkat gelas berisi air hangatnya, tiba-tiba gelas itu retak, membuat sedikit airnya merembes keluar. "Permisi." Sakura mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. "Gelasnya retak tolong ganti yang baru ya." Ucap Sakura. 

Tanpa membantah lagi si pelayan berjalan ke dapur, tiba-tiba perasaanya jadi tidak enak. Dia melirik jam besar di dinding, sudah jam 8 lebih, hanya untuk meyakinkan dirinya jika anaknya pasti sedang duduk di kursinya dan mendengarkan gurunya menjelaskan. 

Beberapa menit berikutnya, bahkan kekhawatirannya belum hilang, ponselnya berbunyi. 

"Ya." Jawabnya, seketika dia berdiri dan berlari meninggalkan semua makannya,

"Ada bus sekolah tabrakan dengan truk pengangkut besi. Dalam 5 menit mereka sampai di UGD." Sakura berdiri gelisah di dalam lift, berusaha menepisakan kalau anaknya tidak ada di sana. Kalau bus itu bukan bus sekolah Sarada, anaknya juga tidak pernah bilang kalau dia akan berpergian menggunakan bus sekolah. 

Kacau, itulah kata yang pantas untuk menjelaskan segala keadaan di UGD. Dia melihat dokter-dokter yang sudah sibuk dengan pasien masing-masing. 

Nami yang sedang melakukan CPR pada pasiennya, yang detak jantungnya sudah berhenti. Keringat mengucur di dahinya, rambut panjangnya diikat acak ke belakang. 

"Dokter Haruno sebelah sini." Teriak salah satu perawat, dari salah satu bilik. Sakura mengabaikan Nami yang sudah melepaskan tangannya dari dada anak lelaki kecil itu, dan mengumumkan waktu kematiannya. Rasa sakit tiba-tiba mencengkram dada Sakura. Dia tidak mau itu terjadi padanya, mengummumkan waktu kematian pasiennya. 

"Katup jantung bocor, ini sudah akut." Sakura melihat gambar hasil ct scan. Lalu dia memeriksa sendiri kondisi pasien yang tidak sadarkan diri, wajah pucat dan bibirnya mulai membiru. 

"Persiapkan untuk operasinya, aku akan bicara dengan orang tuanya." Salah satu perawat mengawalnya untuk keluar dari bilik itu, perawat itu menunjuk pada wanita setengah baya yang berdiri khawatir di depan bilik. Sakura mengenalnya, sangat mengenalnya. Tidak mungkin dia lupa wajah itu, sepertinya begitu juga wanita itu. Wanita itu berusaha untuk berbicara namun suaranya seolah tidak pernah bisa keluar. 

Comeback [SasuSaku Fanfiction] CompletedWhere stories live. Discover now