16.Two Sadness

63K 2.9K 32
                                    


do not be selfish

-----------------------------------------------

Bahagia ketika orang yang telah lama tidak pulang menelpon bahwa saat makan malam nanti mereka akan bertemu.

Makan malam yang selalu sendirian pun kini sudah terbayang keramaian saat malam tiba nanti. Gianira dengan semangat ikut membantu Bi Lilis membuat makan untuk makan malam.

18.05 WIB

Ting tong suara bel rumah berbunyi, dengan langkah tergesa Gianira membuka pintu. Degg , orang tua yang begitu ia rindukan sekarang ada dihadapannya.

Tanpa aba-aba Gianira memeluk orang tua nya erat seakan akan mereka akan berpisah lagi dengannya. "Ayo kita makan malam bareng" ucap Gianira seperti anak kecil. Ke-dua orang tuanya hanya tersenyum.

"Makanannya enak, siapa yang masak ya?" Tanya Gilang papa Gianira.

"Aku dong".

"Masa, mama gak percaya" tutur Lita Mama Gianira menggoda anaknya.

Mama dan Papa Gianira saling pandang nampaknya hal itu disadari oleh Gianira.

"Ada apa?" Gianira menghentikan makannya.

Menghela napas berat Papa Gianira melanjutkan bicaranya.

"Ada yang ingin kami sampaikan". Entah kenapa mendengar hal itu perasaan Gianira mulai tidak enak, jantung nya berpacu dengan cepat.

"Apa?" Tanya Gianira tangannya meremas kaos longgarnya dibawah meja makan.

"Kita gak bisa sama-sama lagi". Tutur Mama Gianira.

"Apa maksudnya" suara Gianira mulai serak matanya mulai berkaca-kaca.

"Maaf sayang... Papa dan Mama sudah bercerai" Jelas Gilang. Degg apa maksudnya dengan sudah, mereka pasti bohong padanya.

"Kalian bohong" air mata Gianira sudah menetes.

"Maaf kan kami Gianira, kami sudah bercerai satu tahun lalu dan kami sudah menikah lagi dengan pasangan masing-masing" ucap Gilang.

Sudah selama itu, namun baru ini mereka menyampaikan nya bahkan meminta ijin bercerai padanya pun tidak. Dan apa, mereka bahkan sudah menikah lagi.

"Kalian jahat hiks!! " Teriak Gianira dengan suara parau nya air matanya makin menetes dengan deras.

Gianira bangkit dari tempat duduknya kemudian berlari ke arah kamarnya dilantai atas. Sesampainya di kamar pintu kamar pun ditutup dengan kasar menyebabkan suara dentuman keras.

Tok tok tok "Buka sayang" bujuk Lita.

"Gianira, buka pintunya".

Gianira menutup kepalanya dengan bantal, ia menangis dengan keras.

"Kalian egois hiks hiks!!" Teriaknya lagi.

"Maaf kan kami sayang" ucap Lita dengan suara bergetar. Gilang dan Lita ikut menangis mendengar tangisan Gianira yang menyayat hati.
Namun itulah pilihan mereka, hidup sendiri-sendiri sampai lupa ada hati lain yang tersakiti.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°

05.00 dirumah Lucifer.

Sedari tadi Lucifer menelpon Gianira namun tidak ada balasan hanya suara operator yang terdengar.

Bukan kali ini saja dia menelepon tapi sejak tadi malam puluhan panggilan telah ia lakukan. Kemana gadis nya? Batinnya bertanya-tanya.

Ia berjalan menuruni tangga, mengambil kunci motornya dilaci ia akan menjemput Gianira ke sekolah.

Brumm, dengan kecepatan yang lumayan tinggi motor sport Lucifer malaju membelah jalanan yang masih sepi.

Sesampainya di rumah Gianira terasa kesepian terpancar dari rumah itu. Kemudian ia memencet bel rumah Gianira. Cklek pintu terbuka menampilkan sosok yang audah sering ia lihat jika berkunjung. Dia bi Lilis.

"Kenapa bi ?" Tanya Lucifer melihat raut khawatir bila Lilis.

"Anu tuan Cifer non Gianira".

"Gianira kenapa, dimana dia?" Tanya Lucifer penasaran sekaligus cemas.

"Non Gianira dari malem belum keluar dari kamarnya, pintunya juga dikunci" penjelasan bisa Lilis membuat Lucifer berlari menuju kamar Gianira, dan benar pintu kamar Gianira dikunci dari dalam.

"Buka pintunya Dear" ucap Lucifer tangannya tak berhenti menggedor pintu kamar.

Berulang kali Lucifer melakukan hal yang sama namun gadis itu tidak kunjung membukakan pintu, tak ada pilihan lain selain mendobrak pintu kamar tersebut.

Lucifer mengambil ancang-ancang dan BRAKK!. pintu kamar terbuka namun sepi yang ia temukan.

Isakan lirih terdengar, ia terkejut saat menemukan kekasih hati nya menangis didekat nakas menenggelamkan kepalanya dikedua lututnya. Apa dan siapa yang membuat Angel nya menjadi seperti ini.


"Hei" ucap Lucifer sambil memegang tangan Gianira yang dingin, tapi Gianira tak mengangkat wajahnya justru isakannya semakin kuat.

Mungkin Angel nya masih sulit bercerita dengan nya , ia menenggelamkan kepala Gianira didada bidangnya. Tangan kekarnya mengelus punggung Gianira yang bergetar tidak peduli jika seragam nya basah karena air mata kekasihnya.

Lucifer melihat sekeliling kamar Gianira kemudian mata nya tidak sengaja menemukan foto keluarga dalam figura yang telah pecah . Apa artinya itu? Tanya nya dalam hati.

Tangannya masih mengelus pelan punggung Gianira sampai gadis didepannya ini tenang, rupanya Gianira tertidur. Melihat wajah Gianira yang sangat kacau membuat ia semakin khawatir.

Ia kemudian menggendong Gianira ke kasur. Meletakkan Gianira dengan perlahan agar tidak membangunkan gadis itu, Krek saat ia akan turun tidak sengaja kakinya menginjak sesuatu dari bawah ranjang. Itu adalah ponsel Gianira yang masih menyala.

DAMN!! Mata Lucifer membulat saat melihat ponsel itu, kenapa ada fotonya saat pipinya dikecup oleh Putri. Dan ohh foto itu dikirim di grup SMA Andromeda, berarti semua murid Andromeda sudah tahu.

"Sialan" umpat pelan Lucifer.

°°°°°°°°°°°°°°°

Thanks for reading guys...
Jangan lupa untuk klik bintang yaa😉 dan jangan lupa buat komen juga hehehe.

Maafkan kalau cerita ini masih penuh kekurangan ☹️

Follow me on Instagram : @story.namecodes

LUCIFER. The Leader Of Demon Geng (TAMAT + DITERBITKAN).Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz