⛹ Festival ( 5 )🏆

547 77 13
                                    

Prriiitttttttt

Peluit dibunyikan tanda bahwa pertandingan telah selesai dan mengumumkan WV High School keluar sebagai pemenang.

Supporter dari WV High School pun bersorak heboh menyambut kemenangan di detik-detik terakhir yang berhasil tim sekolah mereka menjadi pemenang di kandang lawan.

Tim Mark dan Jeno yang kalah hanya mampu menatap miris kegagalan mereka. Sebenarnya sih nggak masalah, toh ini cuma pertandingan persahabatan antar sekolah aja, bukan sekelas nasional.

Tapi 'kan mereka jadi tau kalau memang tim mereka belum sebagus itu mainnya buat ngalahin tim basket sekolahnya Lucas.

Tentu aja kekalahan mereka bikin tim supporter dari sekolah mereka sendiri juga ikutan kecewa dan sedih. Main di kandang sendiri tapi kalah, ya ada malunya juga sih sebenernya.

Tapi itu nggak berlaku buat Jaehyun sama Taeyong. Suami istri itu berdiri sambil bertepuktangan; memberikan apresiasi untuk anak-anak yang udah bermain dengan sangat bagus. Kemudian diikuti oleh Ten dan juga Johnny serta Renjun dan juga Haechan.

Lalu orang-orang yang duduk di sekitar mereka akhirnya juga ikut memberikan tepuk tangan sebagai bentuk dukungan untuk kedua tim yang sudah berjuang sekuat tenaga. Walau hasilnya nggak sesuai ekspektasi, namun mereka dibuat kagum dengan skill permainan kedua tim yang sama-sama hebat.

Tim Mark dan Jeno yang tadinya lesu dan kecewa perlahan mulai bisa tersenyum satu per satu; merasa kalau jerih payah mereka dihargai oleh para penonton.

“Nanti kalian samperin mereka ya. Kita keliling cari makan bareng,” suruh Taeyong ke Renjun sama Haechan yang masih tepuk tangan.

Renjun mengangguk mengiyakan. Kedua matanya nggak lepas dari sang pacar yang sekarang lagi salaman sama timnya Lucas. Wajah Jeno udah kelihatan nggak sesedih tadi, udah bisa senyum. Renjun jadi lega juga lihatnya.


🏀

🏀




“Good work, kids. Kerja kalian sangat bagus,” adalah ucapan penuh kebanggaan yang pertama kali Jaehyun lontarkan buat Mark sama Jeno.

Setelah nunggu hampir setengah jam, akhirnya Mark sama Jeno muncul juga. Kayaknya habis meeting dulu tadi sehabis tanding, mungkin sekalian evaluasi permainan mereka sebentar.

“It's not cool tho.” Mark bergumam lirih. Tetep aja dia sebagai kapten ngerasa bersalah udah gagal menangin pertandingan apalagi timnya udah latihan gila-gilaan.

Johnny yang lihat calon mantunya lagi down, nepuk kepalanya Mark buat nyemangatin anak itu, “You are doing great. All of you. Jangan pernah berpikir kalau permainan kalian jelek, apalagi sampe mikir kamu nggak pantes jadi kapten. Kalian udah latihan hampir tiap hari, skill kalian udah bagus, mungkin karena di tim kalian kekurangan orang yang tinggi aja, jadi buat ngehadang lawan agak susah,” gurau Johnny, biar Mark nggak down banget gitu.

“That's not the point tho, but―whatever...aku haus, pengen makan,” dumel Mark kayak orang linglung. Udah nggak bisa mikir bener dia saat ini.

Jeno muterin bola matanya males. Ini Mark kalau lagi galau memang suka konslet otaknya. “Bentar elah. Nunggu Renjun nyusulin abangnya dulu.”

Jadi, mereka sekarang ini lagi berdiri di luar gedung lapangan indoor tadi, nungguin Renjun sama Haechan yang lagi nyusulin kakak-kakak mereka.
Mau sekalian diajakin makan bareng gitu, mumpung mereka ada di tempat yang sama.

Nggak lama, yang ditunggu akhirnya nongol. Wajah Lucas sama Hendery tampak berseri-seri banget; ya iyalah habis menang, dapet duit juga, seneng nggak tuh.

Relationship 『 Noren 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang