💚 Love

1K 144 5
                                    


“Mami mau Renjun bantuin masak?”

Sekarang, Renjun sedang mengamati Taeyong yang sedang berkutik di dapur dengan segala peralatan memasaknya. Ibu yang masih kelihatan cantik dan kencang itu tersenyum hangat kepada Renjun.

“Renjunie bisa masak?”

Renjun meringis kecil, lalu menggeleng pelan. “Maaf mih, di rumah gada orang yang bisa ngajarin Renjun, paling mentok bikin mie, telor sama masak air aja,” nyengirnya kecil.

Taeyong sudah menebak sebelumnya. “Ya seenggaknya mamih yakin telor bikinan kamu nggak sehancur punyanya Mark,” kekehnya ringan. “Bantuin ambilin bahannya aja ya, Ren. Kamu bisa lihatin mami dulu, mami harus cepet bikin makan malamnya sebelum papi pulang soalnya,” titah Taeyong.

Renjun langsung ngangguk semangat. Memang sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, terlambat satu jam sih dari jamnya makan malam. Ini karena menunggu si kepala keluarga pulang dulu, sedangkan kedua anak Jung sedang berada di kamar mereka masing-masing.

“Mami denger dari Mark sebentar lagi sekolah kalian bakal ada festival olahraga tahunan ya?” Taeyong memulai kembali percakapan mereka. Renjun mengangguk kecil, “Iya, mih. Bakalan sibuk yang terpilih ikut tanding,” jawabnya.

“Kamu ikut juga sayang?”

“Nggak mungkin lah mih. Renjun nggak bakat dibidang olahraga. Palingan ikut lomba antar kelas aja mih, kalau buat tanding antar sekolahnya cuma beberapa klub olahraga aja yang kepilih,” jelasnya.

“Anaknya mami ikut nggak ya?”

“Ikut semua mih, basket. Kak Mark kan kapten basketnya kan? Mami gatau?” tanya Renjun. Taeyong menepuk jidatnya pelan; dia sampe lupa kalau anak-anaknya kan ikut klub basket kayak Jaehyun dulu. “Lupa ih mami!” pekiknya.

Renjun ketawa kecil. Dia nyaman ngobrol sama Taeyong, awalnya dia pikir Taeyong itu orangnya kaku, agak judes , tapi ternyata orangnya itu sangat hangat, perhatian banget, suka ngomel tapi buat nasehatin aja. Renjun udah nggak canggung lagi berdekatan dengan ibu dari pacarnya ini, kalau sama Jaehyun masih agak malu sih; ganteng soalnya.

“Aku cariin kemana-mana, Ren. Taunya disini toh!” Jeno dateng sambil lari kecil menuju dapur. Dia memang nyariin Renjun sehabis mandi tadi, soalnya pacar manisnya itu tau-tau ngilang.

“Emang kamu nyariin aku dimana? Kolong kasur?” dengus Renjun.

“Iya, sampe keliling rumah juga. Takut kamu nyasar terus tersesat.” Baik Renjun dan Taeyong sama-sama merotasikan kedua mata mereka, heran sama pemikirannya Jeno.

“Ya kali Jen, Renjun sembunyi di kolong kamu, mana muat?!” ketus Taeyong sambil motongin bawang.

“Hehe kali aja kan mom. Mommy masak apa mom?” Jeno mendekat ke Taeyong dan Renjun buat ngelihat pekerjaan mommynya. “Wih, daging. Tau aja mommy kalau Jeno pengen makan daging,” ucapnya senang.

“Sudah sana kamu duduk aja. Ganggu nanti,” usir Taeyong. Jeno nurut aja dia mah, dia jalan menjauhi dapur dan memilih menunggu mereka di ruang keluarga aja sekalian nyantai.

“Mami punya koki kok nggak mereka aja yang masakin?” Ini yang bikin Renjun heran. Padahal dia lihat ada koki di mansionnya Jung ini.

“Enggak ah. Selagi mami sanggup masakin, mami lebih baik lakuin. Itu udah jadi tanggungjawabnya mami sebagai seorang istri.” Terus Taeyong senyum lebar ke Renjun.

Tapi Renjun nangkepnya malah beda. Nggak tau aja, dia jadi kerasa sedikit tersindir gitu sama omongannya Taeyong. Emang gada yang salah sih, ada benernya juga. Udah kewajibannya seorang istri buat meladeni suami dan keluarganya, termasuk urusan memasak. Dan disini Renjun kan belum bisa masak walaupun statusnya masih pacar Jeno.

Relationship 『 Noren 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang