⚠️ Peringatan

1.9K 182 10
                                    

🍫 Votenya ya zeyenk~ 🍫

ฅ( ̳• ε • ̳)ฅ

Jeno langsung lari begitu mendapat pesan bahwa kekasih mungilnya sedang diobati di UKS karna kakinya tertusuk paku kecil sewaktu mengganti sepatu sekolahnya.

Mark yang bingung dengan gelagat adeknya langsung aja ikut nyusulin Jeno keluar ruangan. Padahal mereka mau mulai meeting buat bahas pertandingan tapi tefpaksa dipending dulu kan ketua sama wakilnya pada semburat semua.

Mark udah was-was aja, dia tau wajah Jeno berubah mengeras begitu dapet telpon dari seseorang tadi. Ditambah lagi adiknya yang sebelumnya adem anyem itu tiba-tiba teriak keras dan terdengar marah, Mark langsung mikir yang enggak-enggak.

Sesuatu telah terjadi , itu yang ada dipikirannya si Bule itu.

BRAK!

"MANA RENJUN?!"

"ASTAGA! Kaget gue anying!" umpat Heejin yang kaget gara-gara Jeno kenceng banget buka pintunya.

"Jen....Jenoo....."

Jeno langsung diem, nggak banyak ngomong lagi dia jalan cepet mendekati Renjun yang masih ditangani oleh dokter di sekolah mereka; bu Yuri namanya.

"Awwww perrihhhh..."

"Tahan ya, Ren. Paku-pakunya mau ibu cabut dulu biar nggak tetanus."

Denger gitu rasanya Renjun pengen pingsan aja. Dia tuh takut banget sama hal-hal berbau rumah sakit gini. Apalagi rasa sakit yang dirasakannya pada telapak kakinya sekarang.

"UGHHHHH..."

Mengerti kalau Renjun tengah kesakitan, Jeno langsung mendekap Renjun ke dalam pelukannya. Jeno tanpa malu mendekap pundak Renjun yang lagi duduk di kursi dan disandarkan ke perutnya.

Tangan kirinya memeluk kepala mungil Renjun dan berusaha menutup kedua mata si manis biar nggak lihat kakinya yang lagi diobati. Satu tangannya yang bebas dengan lembut mengusap-usap puncak kepala Renjun sayang; berusaha menenangkan Renjun supaya sedikit rileks.

"UGHHHHHH....sakittttt."

Jeno ikut meringis kecil, remasan kuat tangan Renjun di baju dan punggungnya membuatnya sedikit perih. Tapi itu nggak seberapa sama apa yang Renjun rasain sekarang.

"Tenang ya sayang..mau diambil kok itu pakunya." Tangan Jeno nggak berhenti elusin kepala dan pundak Renjun. Dia kasihan dan nggak tega ngelihat kesayangannya kesakitan kayak gini.

Mark udah sibuk menghubungi seseorang di depan UKS, siapa lagi kalau bukan Haechan. Dia punya feeling kalau Renjun begini itu karena ulah seseorang. Nggak mungkin dong mereka diem aja.

"Nah, udah. Bentar, ibu tutup dulu itu lukanya. Ini nanti kamu harus periksain ke rumah sakit ya, Ren. Jaga-jaga biar nggak kena infeksi lukanya," saran bu Yuri sembari menutup luka Renjun.

Paku kecilnya udah dikeluarin, darahnya masih ada, terpaksa di perban dulu biar nggak kena kuman yang bisa mengakibatkan infeksi.

Renjun udah nangis terus daritadi. Sumpah, sakit banget rasanya tertusuk paku itu. Kayaknya lumayan dalem, soalnya sakit banget, darahnya juga lumayan banyak.

"Ren, setelah ini kita ke rumah sakit ya," putus Jeno. Dia nggak mau kaki Renjun sampai kenapa-napa. Renjun yang udah nggak bisa mikir lagi cuma bisa nganggukin kepalanya iyain.





♣️ ♣️




"Nah, sudah saya bersihin lukanya, lumayan dalem tapi untungnya tidak sampai melebar lukanya. Jadi masih aman."

Relationship 『 Noren 』Where stories live. Discover now