"Assalamualaikum,"

'Waalaikumsalam bang.'

tutttt... tutttt....

"Nih handphone lo," ucap Rizky sambil memberikan ponsel milik Dinda.

Dinda mengambilnya lalu beranjak dari sofa. "Mau kemane?" tanya Rizky sambil memegang pergelangan tangan Dinda.

"Ke kamar," jawabnya dengan nada lesu.

"Ngapa lo?" tanya Rizky.

"Ganapaa-napaa gue. Udah ah bang, byeee!!" ucap Dinda lalu pergi meninggalkan Rizky.

Sesampainya Dinda dikamar, ia duduk didepan kaca meja riasnya. "Abyan kenapa ya? Ko jadi dingin gitu dahh," ocehnya. "Kayanya kemaren pas kumpul dirumah dia bae bae ajaa ngga kaya gini, auu ahh pusinggggg!!" lanjut Dinda.

Sorry Din, gue udah nyakitin lo berulang kali. Ini semua gue lakuin demi lo bahagia sama Gilang.-batin Abyan.

●●●

Jum'at malam, Dinda berada dikamarnya. Dia merasa sangat takut kehilangan semuanya, jika dikatakan sebenarnya Dinda sangat tidak siap meninggalkan keluarganya itu.

Ceklek'

"Oyy?" panggil Rizky yang baru saja membuka pintu kamar Dinda, lalu menghampirinya.

Dinda membenarkan posisi tubuhnya, yang tadinya Telungkup menjadi duduk.

"Lo ngapaa?" tanya Rizky sambil mendudukkan tubuhnya disebelah Dinda.

"Bang? Pas pertama banget lo mau berangkat ke Amrik, rasanya berat banget ga sii ninggalin Mamah, Papah?" tanya Dinda.

Rizky mengangguk, ia tau bahwa adiknya itu pasti sedang takut untuk meninggalkan orang tuanya. "Berat bangett," jawab Rizky.

"Trus gimana?"

Rizky mengelus rambut Dinda. "Jangan takut! Nanti juga lama-kelamaan terbiasa ko. Percaya sama gue!"

"Tapi gue ngga siap,"

"Harus siap dong! Masa mau ngejar cita-cita ngga siap sii."

"Bukan ngga siap ngejar cita-citanya, tapi ngga siap ninggalin Mamah, Papah sama Kirana."

"Mulai besok kita sama-sama dinegri orang Din. Kita harus siap mental, harus siap ngejalanin apa yang terjadi besok."

"Gue juga pas baru banget mau berangkat ke Amrik, percis banget kaya lo gini, takutt, ga siap, bimbang, segala macem dah campur aduk. Tapi itu semua gue lawan dan akhirnya terbiasa sendiri."

Dinda hanya diam tidak membalas pembicaraan Rizky. "Ngga boleh takut dong, masa ade gue cemen gini sii ahh."

Dinda menatap ke arah Rizky, Rizky melihat kedua mata Dinda sudah mendung. "Sini peluk," ujar Rizky lalu Dinda memeluk Rizky.

"Jaga diri baik-baik ya Din!" ujar Rizky.

Hikss hiksss. "Udah-udah jangan nangis, lo mau apa? Ayo gue beliin."

Dinda lagi lagi tidak menggubris pembicaraan Rizky, ia hanya bisa mengeluarkan air matanya. "Eh ko makin nangis," ucap Rizky lalu tiba-tiba Sarah, Firman, dan Kirana memasuki kamar Dinda.

"Din kamu kenapa?" tanya Firman.

"Biasa Pah, kaya Ikii dulu." jawab Rizky sembari tertawa kecil.

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN [SELESAI]Where stories live. Discover now