CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN [SELESAI]

Hadiah

Abyan meraih tangan Dinda dan menaruh sesuatu ditelapaknya. Saat Dinda menoleh ia terkejut. karena ada sesuatu. Ada kodok ditangan Dinda.

Dengan reflek ia langsung teriak. "Aaaaaaaaaa ihhh jijiiiiii," ucapnya sambil melemparkan kodok tersebut.

Abyan tertawa puas. "Lucu banget gilaa ekspresi lo," ujar Abyan.

Dengan kesal Dinda memukul dan mencubit lengan Abyan berkali-kali. "Sumpahh lo jail bangettttttt!!!" ucap Dinda masih terus memukuli dan mencubit lengan Abyan.

"Aww udah-udah sakitttt," ringis Abyan sambil meraih kedua tangan Dinda.

"Lepasss!" ujar Dinda langsung melepas.

"Marah nii?" tanya Abyan sambil terkekeh.

"Udah tau masih aja nanya."

"Maaf deh," ujar Abyan lalu meraih kembali tangan Dinda. Dengan cepat Dinda langsung menarik tangannya agar tidak dipegang oleh Abyan.

"Mau ngapain? abis naro kodok sekarang mau naro uler ditangan gue?"

"Suuzon aja nii, udah sini mana tangan lo"

"Gamau ah,"

"Sinii," ujar Abyan sambil meraih tangan Dinda dan lagi-lagi menaruh sesuatu ditelapak tangannya. Tapi kali ini berbeda, Dinda memang terkejut tetapi ia tidak kembali teriak, ia memandangi sesuatu yang sekarang berada ditelapak tangannya.

"Inii.. emm inii punya siapa?" tanya Dinda gugup.

"Buat lo," ujar Abyan sambil tersenyum.

"Buu.. buatt gue?"

"Iya buat lo, smoga sukaa yaa!"

"Ini kalung emas beneran?"

"Emm, Itu khusus gue beliin buat lo"

"Lo beli di Aussie?"

"Yes,"

"Tapii,"

"Tapi apaa?"

"Ini pasti mahal, gue ga bisa terima." ujar Dinda sambil mengembalikan kalung yang berliontin huruf D kepada Abyan.

"Ngga ga mahal. Terima yaa."

"Tapi gue ga bisa Yan, mending lo kasih ke cewe lo."

"Lo mau ngeledek gue?"

"Ko ngeledek sii?"

"Gue kan ga punya cewe,"

"Yaa bukan gitu maksud gue,"

"Ya trus apaa?"

"Udah ahh gue ngga bisa terima pokoknya,"

"Tolong terima Din, ini cuma buat kenang-kenangan aja. Lo kan nanti bakal jauh" ujar Abyan tersenyum kecut.