Ia menyentuh rambutnya yang terbilang pendek. Tapi, aku tak yakin model rambut seperti itu cocok untuknya. Kurasa model rambutnya yang sekarang lebih cocok dengannya.

"Lalu, dia suka pria dengan penampilan badass. Celana dan baju robek-robek, juga aksesoris yang banyak."

Sungjin oppa berbalik dan menatap ke arahku. "Kok, kayaknya mirip Brian, ya?"

"Yaaaa, kurang lebih seperti itu. Hehe." Aku tersenyum canggung.

"Kalau begitu, ayo kita beli sekarang!" ajaknya dan mulai kembali berjalan.

Kami menyusuri pertokoan di pusat perbelanjaan  yang memang dekat dari restoran tadi. Suasana cukup ramai dan penuh dengan pengunjung. Sungjin oppa berjalan beberapa langkah di depanku, sementara aku melangkah pelan sambil melihat-lihat.

Sudah lama aku tak pergi ke pusat perbelanjaan. Kalau saja aku bisa menghubungi teman-teman lama untuk berjalan-jalan bersama di sini, pasti akan sangat menyenangkan. Hell yeah, ini sudah tujuh tahun. Mereka mungkin sudah bekerja di luar kota, menikah, atau bahkan keliling dunia dan melupakanku. Setidaknya Dowoon masih sering mengirim pesan, karena selalu bersama dengan kakakku.

Aku menoleh dan segera menghentikan langkah karena hampir menabrak punggung Sungjin oppa yang berdiri di hadapanku. Mengapa ia berhenti?

"Ada Jae Hyung," gumamnya.

"Apa? Di mana? Duh, gimana, dong?" Aku langsung panik setelah mendengar nama orang itu.

Ia pasti akan sangat marah, apalagi melihatku berjalan dengan salah seorang temannya di tempat ini. Lagi pula, kenapa ia pergi ke tempat ini juga? Padahal sebelum berangkat tadi, aku melihatnya sedang tertidur pulas.

Menoleh ke sana kemari, aku menemukan sebuah toko pakaian yang cukup ramai. Aku segera menarik tangan Sungjin oppa untuk berbelok masuk ke toko dan menyelinap di antara para pengunjung yang lain. Sungjin oppa menaikkan penutup kepala hoodie-nya dan berpura-pura memilih pakaian.

Aku mengintip sebentar melalui dinding kaca toko, melihat sosok kakak laki-lakiku itu lewat begitu saja bersama Wonpil oppa. Entah pergi ke mana. Menghela napas lega, aku merasakan Sungjin oppa sedang mencoba melepaskan tangannya dari genggamanku.

"Ah, maaf," gumamku. Aku tahu ia tak suka hal semacam itu. "Oppa gak suka skinship dengan orang lain?"

"Em, yah, aku risih."

"Heol! Padahal banyak yang bisa dilakuin kalau punya pacar nanti."

"Kamu mikir apa, huh?" tanyanya sambil melotot.

"Pegangan tangan, peluk, cium--"

Tiba-tiba ia menyentil kepalaku dengan cukup keras. Aku meringis sambil mengusap bagian kepala yang sakit. Memangnya aku salah bicara, eh?

Ia terlihat memilih beberapa sleeve dengan model sedikit robek, sesuai saranku. Membolak-balik, lalu dipegang di depan tubunya, lantas menggeleng. Terus seperti itu. Aku berjalan mendekat dan bersandar pada sebuah maneken di dekatnya.

"Oppa suka banget sama dia?" tanyaku.

"Memangnya kenapa?"

"Gak apa-apa." Aku tersenyum kecil sambil menggeleng.

"Ini bagus, gak?" Ia memegang sebuah sleeve berwarna putih polos di hadapannya.

"Bagus."

Sungjin oppa langsung tersenyum mendengar jawabanku. Ia kembali fokus untuk memilih beberapa barang. Ah, ia memang benar-benar sedang jatuh cinta. Sayang sekali ia menyukai seseorang seperti So Hyunjin.

WYLS | Park SungjinHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin