Marcel meringis "Ya elah bos, nami kuring ngagaduhan panon. Hiji hal anu jelas, naha kuring kudu lulus?"
(Yaelah Bos, namanya gue punya mata. Ada yang bening, kenapa mesti dilewatin).

"Eh, Karyo! Anjeun tiasa ningali awewe sanes. Tapi henteu katingali ku sobat dalit kuring, siga kuring lapar!"
(Eh Karyo! lo boleh melihat cewek lain. Tapi jangan natap sahabat gue, kayak lapar gitu!).

"Mimitian anu pede. Leres ... Sumuhun bos, kuring ogé henteu wani. Ngan tenang" Marcel menenangkan Isa.
(Mulai deh posesifnya. Iya...Iya bos, gue juga gak berani. Tenang aja).

Tidak lama, Ibu Diana datang. Ia mengabsen murid-muridnya, lalu ia melakukan pemanasan sebelum masuk ke dalam kolam renang. Setelah itu, mereka semua di suruh masuk ke dalam kolam renang.

Hari ini Diana ingin mengambil nilai, ia ingin melihat sampai mana murid-muridnya ini bisa menguasai renang dengan gaya mereka masing-masing.

Bila sedari tadi melihat ke arah July, ia tahu sahabatnya ini tidak terlalu pandai berenang. Tapi bukan tidak bisa lho ya.

"July jangan gugup. Kamu pasti bisa kok" ucap Bila.

Bima menoleh "Anjeunna teu tiasa ngojay?"
(Dia gak bisa berenang?).

"Anjeun tiasa, ngan henteu pinter teuing. Anjeunna sering sieun"
(Bisa, cuma gak terlalu pandai. Dia sering takut).

"Janten anjeun ngojay?" tanya Bima.
(Terus kamu kenapa bisa berenang?).

"Leres di imah July aya kolam renang. Kuring sering ngojay, anu pangkolotna kitu ge. Hehehe"
(Sebenarnya di rumah July ada kolam renang. Aku sering berenang di sana, terus jadi bisa deh. Hehehe).

"Lah, gimana ceritanya yang punya kolam renang, tapi gak terlalu bisa berenang?" Bima masih tidak paham.

"Ihh... seterah gue dong" July mendengus.

Juna menarik lengan July dan di bawanya agak menjauh dari sahabat-sahabatnya.

"Lo biasa pake gaya apa?"

July mengernyitkan dahinya "Gaya? Gaya apa?" tanyanya balik.

Juna berdecak "Gaya renang!"

"Ketus banget, gaya apa aja sih" sahut July apa adanya.

Juna berdecak "Sini..." Junapun mengajak July ke tengah kolam renang. Ia mengarahkan gaya berenang yang benar dan bisa di pahami oleh July.

July mencoba, namun di awal ia hampir tenggelam karena terpeleset. Juna refleks menarik pinggang July, July langsung memegang bahu Juna.

Keduanya saling pandang, seakan terhipnotis satu sama lain. Juna bisa merasakan kulit July yang lembut, sedangkan July bisa merasakan otot-otot kencang Juna.

"Jangan mesum di kolam renang, kalau mau di kamar" tiba-tiba suara Echa menyadarkan mereka. July mendorong Juna dan ia kembali kehilangan keseimbangan. Juna menarik lengan July, jantung July langsung berdegup kencang.

"Kenapa lo ke sini?" tanya Juna, menatap Echa yang bertengger di sisi kolam renang.

"Lo berdua gak nyadar?" Echa kaget.

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now