"Naha ... naha kudu siga kitu?"
(Kenapa... kenapa harus begitu?).

July terdiam "Jerry menyakiti Mama. Masihan urang duaan. Ayeuna, Mama ningal sadayana aranjeunna." July menunjuk ke arah Ibu para sahabatnya.
(Jerry sudah menyakiti Mama. Menyakiti kita berdua. Sekarang, Mama lihat mereka semua).

Dewi menoleh ke kanan, ia memang melihat banyak orang. Tapi tatapannya masih kosong.

"Sadayana aranjeunna sadayana rerencangan ti SMA Mama. Aranjeunna sumping ka dieu pikeun kunjungan ka Mama"
(Mereka semua sahabat SMA Mama. Mereka ke sini nengok Mama).

"Ba...ba...turan?" tanyanya dengan linglung.

July mengangguk "Mama janten bantosan sae, janten kuring tiasa ngumpul sareng aranjeunna. Aranjeunna kantun Mama" ucap July sambil mengelus lengan Dewi.
(Mama cepat sembuh ya, biar bisa berkumpul sama mereka lagi. Mereka kangen Mama).

"Apakah selama Mama kamu di rawat di sini, ada perkembangan nak?" tanya Nana.

July mengangguk "Alhamdulillah Tan, dokternya baik banget. July ingat banget, awal Mama masuk sini, dia selalu nangis. Keadaannya dulu sangat parah, bahkan dia gak ingat sama July. Tapi udah hampir 1 tahun, dia mulai nerima July. Ya... meskipun masih menyebut nama Jerry."

"Sabar ya July, Umi yakin, Dewi akan sembuh. Kamu jangan berhenti berusaha dan berdoa." ucap Anisa sambil memegang tangan July.

July tersenyum "Sekali lagi terimakasih ya buat Tante semuanya dan buat kalian jugan Semoga kebaikan kalian di balas sama Allah Swt."

"Amin ya Rabbal Alamin".

💟

"Jadi Tante Thalia hamil lagi Om? Wah... Sadewa mau punya adik lagi!" pekik Echa.

Kini Echa, Saka dan Adit sedang duduk di ruang tamu. Saka dan Adit memutuskan pulang besok ke Malang. Saka ingin menghabiskan waktunya bersama Echa, meskipun hanya sehari.

"Iya, Alhamdulillah. Om di kasih rezeki lagi" sahut Saka.

"Terus kalau Om masih ngurusin gedung Rich Corp yang di Bandung. Tante Thalia gimana? Kan kasihan di tinggal terus."

"Untuk yang di Bandung, Om serahkan kepada Ayahnya Isa dan kawan-kawan. Mereka yang meminta, kan kamu tahu sendiri. Pindahan itu gak cukup 1 bulan, tapi berbulan-bulan." jawab Saka.

"Oh... gitu, tapi Echa bolehkan ikut memantau?"

"Boleh, tapi ingat. Kamu juga fokus belajar ya..." pesan Saka.

"Siap Bos!!" sahutnya, mereka bertiga pun tertawa bersama.

💟

"Sialan!! Kenapa mereka bisa berhasil?!" geram pria tersebut.

"Oke, kita tunggu tanggal mainnya. Nikmatilah masa-masa jaya kalian. Kalau sudah tiba waktunya, kalian semua lenyap."

"Sayang... kamu sudah bangun?" tanya seorang wanita yang kini berbaring di sampingnya.

Pria itu menoleh, ia tersenyum "Sudah sayang, kamu terganggu?" tanyanya sambil mengelus wajah wanita itu.

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now