Lucu sekali memang lingkup takdir mereka.

.

Mark yang sedang makan menghela nafas berat tidak rela pacarnya keluar bersama rivalnya.
Tapi, Mark tidak bisa mengekang, ia percaya Perth tidak akan berpaling, meski si Saint licik selalu mencari celah.

Maka dia pun mengizinkan juga.

.

Perth senang membaca balasan pesan Mean dan Mark, si bocah pasti senang diajak main ke Pasar Malam, lumayan pasti banyak jajan.

"Mereka sudah mengizinkan aku pergi bersamamu phi." kata Perth pada Saint, Saint jelas senang.
"Oke, kamu tidur dulu saja, biar nanti nggak ngantuk saat disana." kata Saint.
Dan Perth jelas menyetujui hal itu.

"Aku senang kalau disuruh tidur." kata  Perth sambil tersenyum.

Si bocah tetaplah bocah yang gemar tidur dan makan.

...

"Mark, tumben nggak bawa pacarnya? " tanya Bay saat mereka sudah mau pulang.
"Dia tadi sedang sibuk di Perpus,  lalu sekarang dia main sama temennya." jawab Mark apa adanya.
"Ahhh begitu, boleh minta tolong nggak buat antarin pulang, soalnya mobilku mogok, biar nanti diambil montir Bengkel dekat rumah." kata Bay sambil berharap Mark mau mengantarnya pulang.

"Ahhh baiklah, boleh saja." kata Mark santai, kasihan juga ia pada rekannya.

Yah hanya kasihan saja sih.

"Yaudah, aku ambil tas dulu, terimakasih." kata Bay kemudian mengambil tas nya di Ruang Make Up.

Sedangkan Mark berjalan menuju mobilnya, sambil membalasi pesan si pacar yang lagi kesenengan diajak ke Pasar Malam.

Sepertinya Mark harus mengajak bocah itu ke Pasar Malam lain kali.

.

Beberapa saat setelah Bay dan Mark pergi, mobil derek pun datang untuk menderek mobil Bay, dibelakang mobil derek ada Gun yang sebal karna menyuruhnya menjemputnya lalu sekarang di tinggal begitu saja.

"Kan emang ini cewek ngeselin, beda banget ama kakaknya. Kembar, yang satu bobrok, satunya arogan, untung tetangga, untung pula yang selalu ngasih aku makan." gumam Gun kesal sekali sama si Bay itu.

Kembar yang sama ngeselinnya sebenarnya sih yah.

.

"Kamu masih muda yah, umur berapa Mark?" tanya Bay saat mereka diperjalanan.
"21 phi." jawab Mark yang sudah tahu si Bay lebih tua.

Bay terkejut, ternyata ia sedang menyukai remaja baru besar.
Yah masih 21 tahun.
Sedang dia sudah hampir kepala tiga.

"Kalau Perth itu seumuran denganmu?" tanya Bay lagi.
"Dia 20 tahun tapi masih kaya anak SMA sih. Imut dan menggemaskan sekali." kata Mark memuji pacarnya didepan orang yang menyukainya.

Keuntungan dari ketidakpekaan Mark, ia jadi nggak perlu sungkan yah pamer-pamer pacar.

...

Sedangkan di tempat lain, Perth benar-benar menikmati harinya, diajak ke Pasar Malam itu sangat menynangkan, apalagi Phi Saint membelikan banyak makanan untuknya.

Benar-benar Perth sangat suka dibelikan banyak makanan.

Hampir malam, dan mereka berdua sedang berphoto di Stan Photobox.

Seperti kencan.

Setelahnya mereka menikmati cumi bakar.
Yah, Perth suka makan.

"Perth kamu senang?" tanya Saint melihat Perth makannya belepotan jadi gemas sendiri.
Ia menyodorkan tisu untuk membersihkan mulut Perth.

"Sangat senang, setelah kesibukan kuliah dan menemani Phi Mark, lalu diajak ke Pasar Malam jadinya pasti aku senang." kata Perth sambil mengelap mulutnya.
"Aku senang mendengarnya." kata Saint sambil tersenyum dengan tulus.

Rasanya melihat bocah itu tertawa untuknya, bersamanya, Saint merasa bahagia.

"Phi cepat dihabiskan makanannya, nanti kita kemalaman, aku nggak dibukain pintun nanti sama Phi Mean hehe." kata Perth melirik piring Phi Saint yang belum juga habis, beda dengan punyanya yang hampir habis.

"Iya aku habiskan sekarang, bungkus juga lagi untuk kamu dan keluargamu." kata Saint menawari Perth.

Perth terdiam.

Kok baru merasa sungkan.

"Beneran nggak papa nih Phi?" tanya Perth memastikan lagi.
"Iya beneran, kan kebetulan dua hari yang lalu aku gajian. Jadi yah aku ajak kamu kesini, kemarin juga aku bawa anak-anak kesini kok." kata Saint sambil tersenyum.

Anak-anak Saint : Anak Panti Asuhan.

"Ahhh begitu, Phi kerja apa?" tanya Perth.
"Jadi penyanyi Kafe, hanya Jumat, Sabtu Minggu malam sih. Kapan-kapan kamu kuajak ke tempatku, mau?" tanya Saint.

Perth diam, tidak segera menjawab.

"Aku ajak Mark juga." kata Saint sambil tersenyum.
Dan Perth mengangguk segan pada Saint.

Phi Saint itu baik sekali sih.

"Kamu suatu saat ingin jadi apa?" tanya Saint pada Perth.
Iya lulusnya masih lama.
Tapi kan Perth punya mimpi.

"Aku ingin kerja di perusahaan Penerbitan lalu aku juga bermimpi ingin menjadi penulis." kata Perth sambil tersenyum dengan antusias saat membicarakan mimpinya di depan Saint.

...

TBC

...

Dee's Note : -

Up Heartbeat : Sabtu

Heartbeat (MP - End)Where stories live. Discover now