14th (Scar)

3K 273 29
                                    

"Seberapa sering kau merasakan luka, rasa sakitnya akan tetap terasa. Akan tetap menyakitimu, meskipun kau sudah bisa menahannya lebih baik dari saat luka pertama kau dapatkan"

 Akan tetap menyakitimu, meskipun kau sudah bisa menahannya lebih baik dari saat luka pertama kau dapatkan"

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Wonwoo kembali ke rumah saat waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ada ketiga Bangtan tengah duduk di sofa sembari menonton televisi. Di atas karpet ada Jooheon dan Jackson yang berebut makanan ringan, sementara Yugyeom yang duduk di antara mereka terus merengut karena terkena pukulan kedua guard Namjoon itu tanpa sadar.

Wonwoo tersenyum lalu meletakkan beberapa bungkusan makanan yang kebetulan ia beli dari resto makanan cepat saji di tepi pantai.

"Saatnya makan malam" ke 6 laki laki itu langsung bergerak cepat

Duduk melingkari meja ruang tamu yang memang cukup besar membuat Wonwoo terkekeh. Mereka mirip anak anak kecil yang kelaparan.

Wonwoo mengeluarkan satu porsi besar ttopokkie lengkap dengan nasi, keju, daging dan beberapa gorengan di atas meja. Wonwoo juga membuka beberapa porsi kimbab dan kimchi membuat mata anak anak yang lapar itu semakin bersemangat.

"Hyunwoo hyung dan Wonho hyung belum pulang?"

Jungkook menggeleng "sepertinya mereka mencoba membangun rumah"

Wonwoo menghela nafas kecil, ia menyisihkan beberapa makanan lalu meletakkannya di pantry dapur. Wonwoo menatap keluar jendela, kegelapan adalah yang cukup dominan disana. Perlahan guard itu merasa takut, pemburu bisa datang kapan saja.

Selepas acara makan malam itu Jungkook keluar dari rumah sendirian. Ia masih sedikit penasaran dengan aura pemburu yang dilihatnya tadi siang. Bocah itu menelusuri pesisir pantai lalu melangkah pelan ke arah dermaga.

Dermaga kayu itu terdengar berderit beberapa kali saat Jungkook melangkah disana. Jungkook mendudukkan diri di ujung dermaga. Membiarkan kakinya menjuntai ke bawah dan tersentuh oleh air laut, mengingat ia melepas sepatunya sedari melangkah di pasir tadi.

Air laut yang terasa dingin langsung menggelitik telapak kakinya. Pandangan Jungkook menerawang jauh, pada hiruk pikuk kota Busan yang terlihat begitu sibuk di sebrang sana. Lampu lampu berependar dari segala sisi, menciptakan rasa nyaman yang sangat jarang ia rasakan.

Jungkook seperti mengingat sesuatu, sebuah kenangan. Apa mungkin ia pernah tinggal di tempat ini sebelumnya? Bukan di pulau ini, melainkan di kota wisata itu.

Angin malam menerpa dan memainkan surainya yang sedikit panjang. Anak rambut Jungkook beberapa kali tersibak karena angin laut yang mulai berhembus kencang.

I'm The Last One [Complete]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant