MY TUTOR - II

3.3K 199 14
                                    

MATURE CONTENT ⚠

🔞 NOT FOR CHILDREN 🔞

💜 TAEJIN 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Esok harinya semua berjalan lambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok harinya semua berjalan lambat. Kelas matematika seolah berlangsung selamanya. Mataku bergerak untuk menatap jam dinding di depan kelas. Pukul dua siang kapan hari ini berakhir? Aku sudah memberitahu ibuku bahwa setelah usai sekolah, aku akan belajar kelompok bersama di perpustakaan, karena aku tahu ia akan bereaksi seperti apa jika tahu aku akan sendiri saja bersama salah satu guruku. Tapi aku betul-betul perlu meningkatkan nilaiku dan aku tidak mau sikap paranoid ibuku menghancurkan masa depanku, secara teknis ini menyangkut masa depanku dan aku benar-benar kesana untuk tujuan belajar. Jadi kebenaran yang di balut sedikit kebohongan rasanya bukan masalah besar.

Saat bel akhirnya berbunyi, aku membereskan semua buku-bukuku dan berlari ke loker. Setelah meraih buku kimia, aku berjalan cepat menuju ruangan laboratorium. Pria itu ada di sana, tepat di tempat semalam, sehingga aku mulai bertanya-tanya, sebenarnya orang ini pernah bergerak keluar dari mejanya atau tidak?

Kali ini Kim-ssaem mendongak saat aku masuk dan ia menggerakkan tangannya untuk menunjukan buku-buku di atas mejanya. "Mulailah dari itu, lalu rapihkan alat-alat di atas meja lab, dan cuci semua di wastafel. Pastikan kau menuangkan airnya dengan benar ke wastafel, seperti yang pernah kuajarkan."

Aku mengangguk dan meletakkan barang-barangku sebelum memulai pekerjaan. Keheningan di ruangan ini malah terasa nyaman setelah hiruk-pikuk yang dibuat oleh murid-murid di kelas dan sepanjang lorong ketika jam pulang sekolah. Setelah aku meletakkan kembali buku-buku ke rak, aku mulai mengumpulkan peralatan praktikun yang tadi digunakan dan berjalan ke arah wastafel. Ketika melihatku mengenggam tiga tabung sekaligu, Kim-ssaem melompat berdiri seketika dan mencegahku.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau tidak tau, hah? Kau tidak boleh menggabungkan tabung-tabung itu sekaligus, tapi satu persatu. Tabung-tabung itu berisi bahan kimia yang bisa saja membakar atau melubangi kulitmu?"

Ia mendekat dan meraih dua tabung lain, tanpa sengaja menggesek dadaku dalam prosesnya. Kim-ssaem membeku sejenak sebelum membersihkan tenggorokannya dengan gugup sebelum bergerak untuk meletakkan kedua tabung itu di rak dekat wastafel. Lalu ia menoleh dan memperingatkanku sekali lagi, tetapi dengan suara yang lebih tenang karena aku tampak memerah malu karena dibentak seperti itu olehnya. "Tolong berhati-hati saja." lalu ia kembali ke tempat duduknya dan tidak melihatku lagi.

Aku melanjutkan kembali pekerjaanku dalam diam, melaksanakan instruksi Kim-ssaem dengan baik. Ketika aku selesai mencuci tabung terakhir, aku meraih handuk basah dan berjalan kembali ke meja lab untuk membersihkan permukaan tersebut. Mungkin, hari ini aku mengenakan jins dan kaos putih polos kebesaran. Jadi ketika aku mencondongkan tubuh untuk membersihkan seluruh permukaan meja, aku tidak bisa mencegah leher kaosku terbuka lebar memperlihatkan garis-garis bahu—dada hingga perutku. Dan saat aku kembali berjalan ke wastafel, aku memperhatikan Kim-ssaem yang jelas menatap dadaku. Terus terang saja, sesuatu terasa menggelitik perutku dan untuk pertama kalinya, aku merasa... menegang.

Sebenarnya, penampilanku biasa saja dan karena aku menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar, maka aku tidak memiliki waktu untuk berkencan. Lagipula aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan masuk ke universitas impianku terlebih dahulu sebelum membiarkan seseorang mengusik dan mengacaukan fokusku. Jadi bisa dimengerti bahwa perasaanku sekarang bercampur-aduk, antara tersanjung dan bingung karena Kim-ssaem menatapku seperti itu. Ia memang tidak mengucap kata sepatah apapun saat memperhatikanku berjalan ke arah wastafel untuk membasuh handuk tangan yang tadi kugunakan. Setelah selesai aku melipatnya rapih di dekat wastafel lalu meraih tisu untuk mengeringkan tanganku sendiri. Baru pada saat itu aku berani menoleh.

"Aku sudah selesai Kim-ssaem, apakah ada hal lain yang perlu kukerjakan?" tanyaku kemudian.

Ia sedang mengemas tas kerjanya dan bahkan tidak mengangkat kepala untuk menatapku. "Tidak, cukup itu saja. Kita bertemu sore, di jam enam?"

Aku mengangguk memilin ujung kaosku dan berjalan untuk mengambil barang-barangku. Aku meraih tas punggungku,  mengumpulkan buku dengan cepat lalu keluar tanpa menoleh kembali. Aku tidak percaya aku diam saja ketika tadi Kim-ssaem tanpa sengaja menyentuh dadaku dan ketika ia memperhatikan tatkala aku memberinya pemandangan di saat sedang membersihkan meja. Oh, demi Tuhan! Kim-ssaem itu guruku, pria dewasa matang dan aku hanyalah remaja ingusan. Apa yang kupikirkan!





























Kim-ssaem pria dewasa matang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim-ssaem pria dewasa matang.

Kim-ssaem pria dewasa matang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanyalah remaja ingusan.

TBC.

B

erhubung UAS sudah di depan mata, author mohon pamit sebentar selama seminggu. Karena author butuh waktu untuk fokus di semester kali ini. Jadi selama seminggu kedepan akun ini tidak akan update beberapa cerita untuk sementara waktu, tanpa perlu bertele-tele berpamitan.

Terima kasih atas perhatiannya.

Bye see you soon🤗

I purple you💜

ADDICTED | TAEJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang