(28)

12.9K 1.2K 50
                                    

Reza Point Of View

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Reza Point Of View

"Riana juga gak mau Kakak terluka sendirian, Kakak punya Riana." Kalimat Riri yang membuat gue semakin tertunduk frustasi.

Ni anak sebenernya gak ngerti bahasa apa memang keras kepala? Gue selalu dan selalu ngingetin dia buat ngejauh dari gue, dulu gue deketin dia main kabur kaburan dan sekarang giliran gue yang suruh jauh-jauh ni anak malah muncul terus, dasar bocah.

"Kamu bodoh atau gak punya otak sih Ri?" Bentak gue natap Riri gak percaya, susah banget dibilangin.

"Kakak ngatain Riana?" Riri narik nafas dalam dan balas natap gue gak percaya juga.

"Iya!" Bentak gue sekali lagi.

Bukan gue gak sayang sama Riri, Kakak mana yang gak sayang sama adiknya tapi yang Riri butuhin sekarang perlindungan bukan kasih sayang gue, menjauh dari gue lebih menguntungkan untuk Riri.

Gue udah cukup kesusahan ngadepin Papa sendirian jadi jangan nambah beban gue dengan Riri bersikap keras kepala kaya gini, nurut kalau Riri mau membantu, itu solusinya.

"Hancurin hidupnya kalau perlu bunuh sekalian, mereka semua harus tahu rasanya kehilangan." Kalimat kaya gini seakan jadi makanan gue sehari-hari, nyawa Riri sama sekali gak ada artinya untuk Papa gue.

Kenapa selama ini cuma Riri yang jadi sasaran Papa? Itu karena Papa nyatanya juga masih sangat mencintai Bunda, dia gak akan bisa ngeliat wanitanya terluka, gimana dengan gue dan Riri? Kami berdua yang dijadikan alat oleh mereka.

Sama halnya Papa yang gak mau Bunda terluka, gue juga cuma punya Riri, gue gak mau Riri kenapa-napa dan melampiaskan semuanya ke Kendra adalah cara gue, sahabat gue yang nyatanya juga melupakan gue sama seperti Riri setelah kecelakaan mereka.

Entah apa yang dilakukan orang tua kami semua, setelah kecelakaan nyatanya Riri dan Kendra benar-benar melupakan gue dan Papa, kasih sayang gue ke Riri dan persahabatan gue dan Kendra hilang tepat disaat Kendra tahu gue itu siapanya Riri.

Pernikahan Riri dan Kendra juga terjadi atas persetujuan gue, Bunda menanyakan pendapat gue untuk calon pendamping Riri.

"Cuma kamu saudara Riri dan Bunda rasa kamu harus tahu lebih dulu, setelah Kenzi meninggal, Bunda akan semakin khawatir dengan Adik kamu, Bunda berharap Riri akan mendapatkan pendamping terbaik sesegera mungkin." Ini adalah kalimat Bunda di hari peringatan kematian Mas Kenzi,

Nyari pengganti itu gak mudah, Mas kenzi adalah calon suami Riri yang Bunda sarankan, gue memang mengenal Mas Kenzi cukup lama lewat Kendra, Mas Kenzi gue rasa laki-laki yang baik, gue menyetujui Mas Kenzi menikah dengan Riri sampai akhirnya Mas Kenzi meninggal tepat dihari pernikahan mereka.

"Nikahkan Riri dengan Kendra, Reza kenal Kendra cukup baik, itu pilihan lainnya." Dan gue meninggalkan Bunda gitu aja.

Awalnya gue gak berpikiran kalau Bunda akan sangat mendengarkan saran gue, seperti sebelumnya, gue hanya mengenal Bunda sebagai Ibu kandung gue, kasih sayang atau apapun, gue gak pernah mendapatkan itu, yang ditanamkan Papa hanya kebencian.

Married with My Senior (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя