(17)

16.4K 1.5K 70
                                    

Berselang tiga puluh menit, kita berdua sampai di kampus dan gue masih menatap Kak Ken nggak yakin sekarang, perasaan gue masih sedikit khawatir.

"Nggak papa, Kakak selalu ngawasin kamu jadi jangan takut." Berulang kali Kak Ken ngomong begini untuk menyemangati, harusnya gue bisa ngerasa jauh lebih baik.

"Yaudah aku masuk dulu, Kakak juga hati-hati." Berusaha keras untuk terlihat baik, gue milih turun lebih dulu, Kak Ken mau langsung nemuin dosennya juga.

"Harus terbiasa Ri, kalau keadaan suami lo ternyata kaya gini lo bisa apa? Ini berat buat lo tapi lo harus inget kalau ini lebih berat untuk Kak Kendra." Ucap gue menyemangati diri gue sendiri.

"Ayo kenapa bengong?" Sapa Lily ke yang gue balas dengan senyum sekilas, Lily mah disenyumin lebar juga nggak ngaruh.

"Lo yang kenapa masih diluar? Dosennya belum masuk?" Tanya gue balik.

"Bukannya belum masuk tapi memang nggak datang, kelas kosong jadi ayo ke kantin, gue mau sarapan." Belum juga gue jawab, Lily udah narik gue jalan ke kantin duluan, selalu maksa adalah kebiasaan Lily.

"Ri, lo ikut kan ke acara penyambutan mahasiswa/i baru nanti malam? Harus ikut dong kan lo mahasisiwi baru juga." Lily nanya sekaligus mengingatkan.

"Tar gue tanya Kak Ken dulu." Jawab gue santai tapi setelahnya harus langsung muter otak, ngapain gue ngomong begitu didepan Lily coba? Tar Lily mikir apa?

"Ya ampun Ri, gitu aja pakai acara bikin lapora dulu sama Kak Ken, udah kaya sama suami aja." Dia memang suami gue asal Lily tahu.

"Heummm, udah buruan pesen makan sana, gue mau pulang, ngantuk mau tidur." Gue mendorong tubuh Lily pelan buat ngantri mesen makan, nggak perlu gue ladenin lagi pembahasannya tadi.

Masih gue nunggu Lily, gue jadi mikir, apa Kak Ken bakalan ngasih izin gue pergi ke acaranya tar malam? Kayanya enggak, mana mungkin Kak Ken ngizinin gue keluar malam setelah kejadian kemarin.

"Lo beneran nggak mau makan?" Tanya Lily yang balik dengan satu nampan penuh makanan ditangannya, seriusan mau diabisin sendiri? Kurang asupan apa begimana ni bocah?

"Gue kenyang, lo aja, udah buruan makan." Gue mau pulang segera, harusnya selesai Lily makan, Kak Ken udah selesai juga bimbingannya, bimbingan itu cuma nunggu dosennya aja yang lama, giliran pas bimbingan, kelarnya cepat.

"Buru-buru amat, lo janjian sama orangkan? Ngaku aja sama gue." Ni anak banyak tanya ya, tinggal makan aja susah.

"Janjian memang sama orang, nggak mungkin sama setan, lagian tinggal makan aja susah banget hidup lo." Gue ngambil kerupuk yang ada di piring Lily dan langsung gue sumpel mulutnya.

"Lama nunggu?" Tanya Kak Ken yang datang masih dengan nafas ngos-ngosan, gue menggeleng cepat dan tersenyum sekilas memperhatikan Kak Ken, kacamata sama rambutnya beneran nutup habis tatapan hangat seorang Kendra.

"Heummm pantes gue didesak, janjian sama Kak Ken ternyata." Lily natap gue kesal.

"Hai Kak." Sapa Lily ke Kak Ken yang cuma dibalas dengan tatapan datarnya seorang Kendra.

"Ayo pulang!"

"Tapi Lily be_"

"Udah pulang sana, gue bisa sendiri, gue nggak mau dibilang pengganggu hubungan orang." Lily natap gue aneh dan gue hanya menyunggingkan senyuman nggak enak.

"Tengkyu, abisin tu makanan lo."

"Aman, udah sana, hati-hati Kak." Nggak nunggu lama, gue sama Kak Ken  langsung ninggalin kampus, sebenernya gue mau nanya masalah acara penyambutan mahasiswi baru nanti malam tapi gue juga yakin kalau Kak Ken nggak bakalan ngizinin, setelah kejadian kemarin gue juga nggak berani kemana-mana kalau nggak ada Kak Kendra.

Married with My Senior (END)Where stories live. Discover now