(15)

17.2K 1.6K 159
                                    

"Riana!" Dan hitungan detik kemudian gue sadar kalau ada seseorang yang nodongin pisau dileher gue.

"Lepasin dia." Ucap Kak Ken dengan tatapan belum lepas dari gue sama sekali, bukan cuma Kak Ken, orang-orang di minimarket sekarang juga mulai natap gue dengan tatapan khawatir.

"Mundur kalau lo mau istri lo aman." Kak Ken mundur beberapa langkah seperti mau mereka.

Bagaimana perasaan gue sekarang? Gue nggak tahu, gue khawatir bahkan takut disaat bersamaan, gue khawatir kalau Kak Ken bakalan makin terpuruk karena gue, gue takut kalau Kak Ken akan ngelakuin hal bodoh cuma untuk menyelamatkan gue.

"Aku nggak papa." Ucap gue membalas tatapan yang Kak Ken layangkan.

Mendapatkan ucapan kaya gitu dari gue, Kak Ken ngusap kasar wajahnya dan mundur beberapa langkah lagi, ini bukan pertama kalinya gue berada dalam posisi kaya gini dan kejadian sekarang membuat gue balik mikir ulang, apa kejadian gue disekap dua bulan yang lalu juga hanya sebuah kecelakaan biasa?

"Mau kalian apa?" Ucap Kak Ken beralih mencoba setenang mungkin.

"Biarin kita pergi dan datang ke markas satu jam dari sekarang, ingat tanpa polisi atau siapapun, lo lapor polisi, istri lo yang akan nanggung akibatnya."

"Kalau dalam waktu itu gue dapetin satu goresan di tubuh istri gue, lo semua juga harus nanggung akibatnya." Dan gue memejamkan mata pasrah ketika ditarik paksa keluar dari minimarket tanpa Kak Ken.

.

"Sekarang gue dateng, lepasin istri gue." Gue menatap Kak Ken nggak percaya dengan ucapannya, Kak Ken nggak beneran dateng sendiriankan?

"Ni cowo goblok atau bego? Lepasin? Lo cuma punya dua pilihan, keluar berdua dalam keadaan hidup atau gue kirim pulang kalian berdua dalam keadaan jadi manyat!" Seseorang lelaki yang berdiri dibelakang gue bahkan tertawa puas setelah ucapannya.

"Lepasin istri gue dan lo bisa nahan gue sebagai gantinya."

"Enggak!" Ucap gue yakin, jangan gila, gue nggak mungkin ngebiarin Kak Ken menggantikan posisi gue.

"Ri, kita nggak punya waktu untuk berdebat sekarang." Gue tahu.

"Aku juga nggak mau berdebat tapi ide Kakak beneran nggak bisa aku terima, pengecut kaya mereka juga nggak akan berani macem-macem." Dan detik itu juga satu tamparan mendarat dipipi gue.

"Harusnya dari awal gue bekap mulut ni cewe." Gue hanya tersenyum sinis.

"Udah gue peringatin jangan sentuh istri gue." Satu suara tembakan keluar dari pistol ditangan Kak Ken.

Tembakan Kak Ken tepat mengenai lengan orang yang nampar gue barusan, Kak Ken maju dan mulai mukulin orang brutal sampai beberapa detik kemudian Kak Ken berhasil berdiri tepat dihadapan gue.

"Mundur!" Ucap Kak Ken dingin menjulurkan pistolnya.

"Mundur!" Ucap Kak Ken dingin menjulurkan pistolnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Married with My Senior (END)Where stories live. Discover now