(20)

16.2K 1.3K 94
                                    

Sekarang udah jam 07:20 pagi dan gue masih tetap males-malesan dirumah, gue turun dan ngambil posisi dimeja makan yang masih selalu sepi, gue punya kelas pagi tapi gak berencana masuk.

Kak Ken sendiri udah berangkat ke kampus dari tadi karena memang janjian bimbingan sama dosennya pagi banget, ditambah badan gue rasanya remuk semua ngebuat gue makin mager.

"Pletuk!" Dengan malas gue melirik handphone gue dan membaca chat yang masuk, awalnya gue pikir itu dari Kak Ken tapi ternyata Lily.

"Hari ini ujian tengah semester sama Pak Adam jangan lupa."

Dan detik itu juga gue berlari masuk ke kamar, semoga masih sempat nyampe kelas tepat waktu Ya Allah, gimana bisa gue lupa kalau hari ini ada ujian? Parah memang.

.
.
.

"Riana!" Teriak Lily dari pojok paling belakang seperti biasa.

Gue berjalan cepat dan narik nafas ngos-ngosan begitu mendudukkan pantat gue dikursi yang disimpan Lily, apa perasaan Lily baik? Gue khawatir.

"Ly, gue_

"Kita ngomong setelah ujian, okey?" Ucap Lily tersenyum sekilas, gue juga mengangguk pelan dan membalas senyuman Lily sekedarnya.

Ujian gue hari ini rasanya hambar, plong banget gue ngerjainnya, ngaur semua, kenapa? Tubuh remuk, pemikiran kacau dan yang terpenting gue kagak belajar, lengkap sudah, nilai bakalan kaya apa? Kalau Kak Ken tahu, gue udah pasrah nutup mata gak mau ngebayangin.

"Mau makan dimana?" Tanya Lily selesai membereskan perlengkapannya.

"Ditempat biasa!" Dan anggukan Lily membuat gue tersenyum sekilas.

Gue udah sempat ngabarin Kak Ken kalau gue izin jalan sama Lily, gue sama Lily butuh bicara, walaupun terkesan sepele tapi karena Lily temen gue jadi semuanya gak sesederhana itu, perasaan Lily juga penting.

"Mau makan apa?" Tanya Lily menawari gue seperti biasa.

"Gue minum aja."

"Jus wortel?" Tanya Lily yang gue angguki.

"Heumm heum, Ly, gue minta maaf kalau selama ini gue gak jujur sama lo, maaf kalau ngebuat lo kecewa." Ucap gue membuka obrolan.

Ya gue tahu, seharusnya gue gak perlu minta maaf karena dilihat dari segimanapun gue gak ngelakuin sesuatu yang merugikan Lily, gue kenal Kak Ken jauh sebelum gue mengenal Lily, hanya karena gue tahu Lily suka sama Kak Ken itu yang jadi beban gue.

"Lo gak perlu minta maaf, gue yang harusnya minta maaf, gue ngerti kenapa lo bersikap kaya gitu, walaupun kecewa tapi gue juga gak punya hak untuk marah apalagi sampai membenci."

Lily tersenyum dengan mata berkaca-kaca setelah ucapannya, gue yang memerhatikan Lily juga jadi gak tega, Lily hanya berpura-pura terlihat baik didepan gue.

"Ly, gue_

"Lo gak perlu ngerasa bersalah sama gue, hal bagus karena gue tahu lebih awal, gue hampir aja ngerebut suami sahabat gue sendiri, kalau sampai itu kejadian gue akan lebih merasa bersalah lagi Ri." Ucap Lily nepuk pelan tangan gue.

"Lo tahu, gue memang suka sama Kak Ken tapi setelah gue tahu kalau Kak Ken suami lo, gue malah tersenyum menertawakan kebodohan gue sendiri, lo bener, gue selalu menilai seseorang dari penampilannya dan sekarang gue beneran sadar kalau itu salah, sikap gue beneran bodoh."

"Kasih waktu gue untuk ngelupain Kak Ken dan selama itu jangan jauhin gue, gue gak mau kehilangan sahabat kaya lo, okey?" Dan gue mengangguk setuju.

Lily tersenyum manis dan menggenggam tangan gue sedikit bergetar, Lily berusaha keras nata perasaannya juga karena memikirkan perasaan gue, mungkin Lily memang bisa gue jadikan sahabat yang baik, semoga.

Married with My Senior (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora