1. Sehari sebelum sekolah

1.4K 79 40
                                    

Kringggggggggggg

Mematikan jam alarm dengan nyawa yang belum terkumpul penuh. Aku mengusap kedua mataku, cahaya matahari menembus kaca jendela kamarku hingga menyelimuti tubuhku. Burung-burung pun sudah bernyanyi dengan riangnya.

Selesai menggosok gigi dan membersihkan diri, aku berhenti tepat di depan cermin. Yaaaaa berkhayal besok akan mendapat teman baru dan pria-pria tampan tentunya. Lamunanku kacau ketika....

"Nina! Cepat kedapur nak mama sudah siapkan sarapan untuk kamu."

Iya dia mama ku. Malaikatku. Aku sangat sangat menyayanginya. Kami tinggal disatu rumah yang ditinggali ayah setelah ayah meninggal. Ya beginilah kehidupan kami sekarang. Serba kecukupan. Dan sangat beruntung aku bisa sekolah di sekolah wahh.

Sebelum beranjak pergi dari cermin, aku tersenyum tampak gigi dan...

"Yesss besok sekolah!!" Bahagiaku.
"Yaa mam, aku datang!"

----

"Kenapa kamu senyam-senyum terus dari tadi hmm?", Mama pun ikut tersenyum.

"Aaahhh itu ma", yaa aku malu mengatakan pada mama. Rasanya hatiku sangat bahagia sekarang.

"Hayoo kenapa? Cerita dong mama kepo ni,"

"Mama kepo ihh", kembali tersenyum lagi.

"Mama tau ni, pasti kamu lagi senengkan karna besok sudah mulai sekolah lagi?"

"Ihh mam, hehe iya mam, Nina seneng banget. Pasti sekolahnya wahh, terus teman-temannya cantik dan tampan, pasti Nina dapat teman banyak disana, lihat cowok tampan. Uuuuhhhh ga sabar Nina!", Ceria Nina.

"Ya ampun sayang, kamu ini ya. Alhamdulillah bersyukur nak. Karna kepintaranmu, kamu bisa pindah kesekolah itu." Ucap mama.

"Iya ma, Nina bersyukur banget. Terima kasih Ya Allah." Syukur Nina.

"Ya sudah bantuin mama nyuci piring ya kita bersih-bersih mumpung hari libur,"

"Pastinya dong ma. Nina kan sayang mama," memeluk mama.

"Uuhhh mama juga sayang Nina."

Keduanya tampak bahagia, walaupun tanpa sosok seorang ayah. Pukul 12:00 siang mama akan pergi bekerja dirumah orang sebagai tukang cuci pakaian, dan menyetrika pakaian. Mama melarang Nina membantu mama bekerja. Mama ingin Nina fokus ke sekolahnya saja, biarlah masalah kehidupan sehari-hari mama yang mengurus.

"Nin jaga rumah ya, mama mau kerja dirumah Bu Irma, jam 15:00 sore mama lanjut dirumah Bu Susi, kemungkinan mama pulang habis magrib lagi," ucap sang mama.

"Iya ma, Nina dirumah aja kok. Mama hati-hati," kata Nina.

"Iya nak."

Tanpa kendaraan apapun, Mama pergi dengan kaki yang sudah mulai rentan. Umurnya sudah mulai menua. Demi menjadikan anak menjadi orang, ia harus melakukan ini.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Where stories live. Discover now