L.O.V.E

570 59 2
                                    

"Rasa cinta tak pernah memilih pada siapa dia akan bertandang,"

--Nusa--


"Hai pacar," sapa Ryan sambil mengecup pipi Mira.

Mira yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu, merasakan pipinya menghangat.

"Senang ya curi-curi cium seperti itu?" goda Mira.

Ryan tertawa puas sambil mengitari dapur Sun Bakery, mencomot satu keping cookies dengan taburan choco chips yang ada di dalam toples kaca. Hari Jum'at adalah hari libur toko, termasuk para pegawai Mira. Biasanya Mira akan sibuk bereksperimen, mencoba resep-resep baru. Seperti saat sekarang ini.

Mira sedang sibuk menguleni adonan pizza, yang kemudian memipihkannya dengan rolling pin. Dia mengoles saus pizza untuk menutupi bagian putih adonan, menaburkan topping daging giling, smoked beef, dan sosis. Tak lupa Mira juga menambahkan irisan bawang bombay, jamur kancing, nanas segar dan paprika, terakhir dia memberikan taburan keju mozarella.

"Siap! Tinggal di panggang," kata Mira senang. Memasukkan pizza itu ke dalam oven.

Ryan duduk di kursi kayu, maniknya terus mengikuti setiap gerakan Mira. Kekasihnya itu terlihat semakin cantik dalam balutan apron hitam.

"Mas, tolong bukakan tutup botol ini. Susah sekali," pinta Mira.

Ryan berdiri dari duduknya, menerima botol berisi merica bubuk dan mencoba membuka tutupnya. Tapi karena tenaga Ryan yang terlalu kuat, tutup itu terbuka paksa dan sebagian isinya memuncrat keluar mengenai wajah Ryan.

"Astaga!" ucap Mira kaget. Buru-buru dia mengambil botol yang masih dipegang Ryan dan membimbingnya menuju westafel.

Ryan dengan cepat mencuci wajahnya yang hampir seluruhnya terkena bubuk merica. Mira mengambilkan handuk bersih dan menyerahkannya ke Ryan.

"Maaf ya, Mas. Maaf sekali," kata Mira merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Ra. Bukan salah kamu juga," kata Ryan sambil mengelap wajahnya dengan handuk. Matanya masih terlihat memerah.

"Kita ke dokter ya, Mas! Aku yang nyetir," Mira buru-buru hendak mengambil kunci mobil.

"Ra, Ra!" cegah Ryan menahan tangan Mira, "Tidak perlu, Ra,"

"Tapi kan.."

"Ra," Ryan menahan kedua pundak Mira, "Aku tidak apa-apa, Sayang. Serius,"

Mira menatap Ryan lamat-lamat, mengusap lembut poni rambut Ryan yang berantakan setelah diusap handuk. Lagu I Love You 3000 melantun indah memenuhi dapur. Rasa nyaman setiap bertemu memenuhi hati mereka, terus bertambah kala mereka terkadang harus terpisah jarak. Ryan merengkuh Mira, mendekatkan hangat nafasnya. Sejenak kemudian bibir mereka berpautan, merasakan sensasi hangat dan manis.

"Terima kasih, Sayang. Terima kasih karena sudah bersedia mencintaiku," kata Mira sambil melonggarkan pelukannya.

"Karena kamu yang terbaik, Sayang," kata Ryan.

Alarm dari oven berbunyi, membuyarkan pelukan mereka.

"My pizza," kata Mira melepas pelukannya.

"It's mine," goda Ryan memastikan.

"Iya, untuk kamu, Mas," kata Mira mengalah, dia tersenyum melihat sifat kekanakan Ryan.

Pintu oven dibuka, Mira mengeluarkan loyang berisi pizza yang masih mengepulkan asap.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PAINFUL LOVE [COMPLETE]Where stories live. Discover now