"Kalian siapa? jangan macam-macam" Echa bersiaga, ia tidak ingin lengah sedikitpun.

Dua laki-laki itu tertawa dengan keras "Langsung aja cuk!" perintah laki-laki gondrong kepada laki-laki plontos.

Laki-laki plontos tersebut berusaha menarik lengan Echa. Echa segera memutar tangan laki-laki itu dengan cepat, lalu ia tendang dada laki-laki plontos dengan kuat.

Laki-laki plontos sempat memundurkan langkahnya dan sedikit terbatuk, karena tendangan Echa. Pria gondrong itu langsung murka dan menyerang Echa, Echa langsung memasang kuda-kuda untuk menghindari pukulan dari laki-laki gondrong itu.

Untuk saat ini, Echa masih aman dari pukulan dua orang laki-laki yang tidak dikenalinya itu. Namun, Echa tetaplah seorang perempuan, tenaganya tidak sekuat laki-laki.

Echa segera lari dan keluar dari jalan sepi tersebut, namun ia kalah cepat. Badannya di dorong ke depan dan Echa terjatuh.

Laki-laki plontos langsung menarik pundanya dan memukul pipi Echa. Echa memejamkan matanya sejenak, menahan rasa perih dan pening menjadi satu.

Dengan cepat Echa berdiri dengan sempoyongan, kini amarahnya memuncak, ia menatap kedua orang itu tajam. Ia memukul pria plontos itu, namun pria plontos segera menghindar dan ia memukul pelipis Echa lagi.

Echa tidak peduli dengan rasa sakitnya yang luar biasa. Ia tendang dada pria plontos untuk kedua kalinya.

Pria plontos itu terjatuh dan terbatuk. Kini pria gondrong menghajar Echa, Echa segera menghindar lalu menendang tulang kering pria gondrong itu.

Pria plontos segera bangkit dan menarik kedua lengan Echa ke belakang. Sedangkan pria gondrong itu, kini memasang ancang-ancang kepalan tangannya.

BUGH!! BUGH!!

Pipi kiri dan kanan kena, bahkan dua sudut bibir Echa mengeluarkan darah Dan pukulan terakhir, Pria gondrong itu memukul perut Echa. Echa langsung terbatuk-batuk.


"Bangsat!!" Echa geram, ia segera menghantupkan kepalanya ke belakang dan mengenai kepala plontos.

Disaat kedua lengannya bebas, ia memukul hidung si gondrong.

"KRAK!"

Si gondrong meringis, lalu ia berbalik ke belakang dan menendang kemaluan si plontos. Dua pria tersebut, langsung memegangi daerah pesakitannya masing-masing.

Karena mendapat kesempatan, Echa langsung berlari tergopoh-gopoh, sambil mengambil 1 botol parfum untuk berjaga-jaga.

"Woi! jangan lari!" teriak si plontos dan langsung mengejar Echa. Echa melajukan larinya meski tenaganya sudah terkuras.

Pria plontos berhasil menarik 1 lengan Echa, Echa berbalik dan menyemprotkan parfum itu ke mata si plontos.

"ARGHHH!! sialan! cuk, mata gue perih!" teriaknya.

"Balik tak! balik!" sahut si gondrong.

Mereka berdua berlari tergopoh-gopoh, Echapun kembali berlari menuju jalan keluar. Ia tidak sanggup berjalan menuju mobilnya lagi.

Recha 'FINISH' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang