"Baik om, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam"

"Pas banget, ini bisa jadi tambahan untuk tanya sama Om Endru." gumam Echa, sambil menatap biodata Burhan.

💟

"Sudah lama gak ketemu kamu Cha, gimana kabar kamu sama sahabat-sahabat kamu itu?" tanya Endru yang kini duduk di depan Echa sambil tersenyum.

Echa tersenyum juga "Iya nih Om, Alhamdulillah kita semua sehat. Echa dengar, om lagi sibuk-sibuknya buka cabang En Park ya?" tanya Echa.

Endru terkekeh "Iya...iya... Alhamdulillah Cha, taman rekreasi yang om bangun berkembang dengan pesat. Di Bandung sudah penuh setiap weekend, para pekerja sampai kewalahan. Makanya om buka cabang di Surabaya. Ini semua berkat bantuan serta ilmu dari mendiang Papa mu, om sangat berhutang budi kepada dia." gumam Endru sambil mengingat kembali awal-awal usaha taman rekreasinya tersebut.

"Om Endru bisa aja, terus gak sekalian buka cabang Maurer's hotel? Selain hotel Abi Arman, hotel om Endru juga rame kan?"

"Iya, kamu tau, kalau hotel Arman full bookingan. Dia pasti mengover orang-orang untuk menginap di hotel om. Begitu juga om sebaliknya. Om tidak mau buka cabang jauh-jauh, maunya buka cabang di Bandung juga. Tapi om belum dapat lokasi yang pas."

"Om, gimana kalau kita kerjasama? ... " Echa menceritakan rencananya dan permasalahan yang di hadapi oleh Saka dan orang tua para sahabatnya.

Endru justru kaget, karena setahu dirinya Rich Corp selalu jaya dan banyak peminatnya.

"Jadi kamu merencanakan sesuatu Cha? Wah... di bantu sama siapa kamu?" Endru merasa takjub, dengan anak dari mendiang atasannya serta sahabatnya dulu.

"Iya om, Echa di bantu sama Om Adit sama para sahabat Echa juga. Tapi Om, jangan bilang sama Om Saka dulu ya. Kalau dia tau Echa turun tangan, pasti om Saka ngomel-ngomel." pinta Echa.

Endru terkekeh "Namanya juga kamu keponakan tersayangnya, ya pasti dia ngomel Cha. Tapi, kalau kamu yang minta, om akan turutin dan ingat kalau ada apa-apa, om siap membantu." jawabnya.

"Nah om, Echa perlu bantuan om. Mungkin om bisa baca berkas ini dulu." Echa memberikan map merah yang berisi berkas-berkas kecelakaan kedua orangtuanya dan surat perjanjian.

Endru menerimanya dan membaca perlahan. Awalnya ia biasa saja, meski ia bingung kenapa Echa memberikan berkas tentang kejadian kecelakaan kedua temannya. Namun di lembar berikutnya, Endru mengernyitkan dahinya "Surat perjanjian?"

"Cha, ini maksudnya apa? Surat perjanjian?" wajah Endru terlihat serius.

Echa menceritakan dimana Tomi datang untuk memberikan berkas tersebut. Lalu beralih ke surat perjanjian dan kabar meninggalnya Ibnu sekeluarga.

Endru terdiam, ia merasa tidak percaya dengan yang diceritakan Echa. Tapi berkas-berkas itu sudah memberi bukti, dimana pihak polisi menghentikan penyelidikan tiga bulan setelah meninggal kedua sahabatnya.

"Jujur, sebenarnya om merasa janggal waktu itu tentang penyelidikkan yang terhenti. Tapi, om mencoba positive thingking, mungkin ini semua sudah takdirnya. Tapi sekarang, om kaget Cha. Maksud dari surat perjanjian ini agar Ibnu tutup mulut. Sekarang Ibnu sekeluarga sudah meninggal, karena bom bunuh diri. Om yakin, ini perencanaan pembunuhan Cha." ucap Endru dengan perasaan yang tidak menentu.

"Itu yang membuat Echa sama yang lainnya kaget om, tapi ya mau gimana. Orang yang bersangkutan, malah memilih bunuh diri. Echa mau tanya siapa lagi?" tanyanya dengan raut wajah sendu.

"Tapi om, selama om kerja sama Papa. Om Kenal, siapa Burhan?" tanya Echa dengan nada serius.

Kayaknya seru ya, liburan bareng sahabat gitu.

Apakah perjalanan Chaca di mulai dari sekarang?

Kuy, next chapter 💕

Senin, 16 Desember 2019

DEWE

Jangan lupa follow, vote dan comment ya genks 💕💕

Recha 'FINISH' Where stories live. Discover now