"Jadi sekarang abi sudah menikah lagi umi?"

Nindy mengangguk "Iya, dengan wanita yang dulu pernah di jodohkan oleh nenek kamu. Ya...umi bisa apa sayang?"

"Tapi umi cinta dan sayang sama abi kan?" Bila maaih bertanya kepada Nindy.

Nindy tersenyum lalu mencubit hidung Bila. "Sampai kapan pun Abi tetap di hati umi, sayang."

Bila terdiam, lalu ia memikirkan sesuatu "Kalau sayang sama cinta, kenapa umi gak tetap sama abi aja?"

Nindy terdiam sejenak "Terkadang kita itu harus melepaskan seseorang agar semuanya baik-baik saja. Kita harus mengalah, agar masalahnya tidak semakin besar. Egois memang, tapi umi yakin, semua itu sudah di takdirkan. Umi harus ikhlas."

Siapa yang mau di posisi Nindy? Pasti tidak ada yang mau. Ia mencintai Gunawan, sangat mencintai. Namun ia tidak punya pilihan lain, ia tidak ingin egois hanya karena, memikirkan perasaan serta hubungan pernikahannya.

Ia hanya terus berdoa dan berusaha meminta maaf kepada sang ilahi dengan apa yang ia lakukan. Nindy hanya ingin, anaknya bahagia dan terus bahagia.

Sampai Bila berumur 13 tahun, mereka hidup bahagia. Tapi, Nindy menyembunyikan suatu fakta dari Bila.

Setahun lamanya ia mengidap penyakit gagal ginjal. Ia selalu bilang kepada Bila bahwa ia mempunyai acara memasak atau kegiatan apapun itu. Yang terpenting, dirinya bisa menjalankan Hemodialysis (Cuci darah).

Saat itu Bila percaya saja, karena kebetulan Nindy punya catering kecil-kecilan.

Tapi, apa daya. Tepat Bila naik ke kelas 2 SMP, Nindy meninggal. Saat itu, Bila ke RS tempat Nindy di rawat, setelah ia ambil raport dan di temani oleh July.

Bila hanya bisa terdiam, saat menatap tubuh Nindy terbaring kaku di atas ranjang dengan kaku.

Tiba-tiba anak buah dari Nindy memberikan surat serta buku tabungan untuk Bila. Bila memasukkan surat serta buku tabungan tersebut, kini ia bergegas untuk memakamkan Nindy.

July masih menemani Bila, di rumah Bila yang kini makin sepi. Bila membuka surat dari Nindy tersebut.

"Assalamualaikum, Bila anaknya umi.
Sebelum kamu membaca, umi harap kamu membacanya jangan menangis ya.
Umi minta maaf kalau umi belum bisa, membahagiakan kamu dari kecil.
Maaf kalau kamu, tumbuh dewasa tanpa sosok Abi.
Tapi...penyakit umi, maaf umi menyembunyikannya. Dari kamu selama satu tahun ini. Umi mengidap penyakit gagal ginjal.
Umi selama ini berbohong soal acara masak atau kursus memasak. Nyatanya umi lagi cuci darah.
Sayang, jika suatu saat nanti kamu sudah dewasa. Belajarlah lebih ikhlas lagi dan memaafkan.
Jadi gadis yang kuat dan mandiri ya.
Umi hanya bisa meninggalkan surat, uang tabungan yang seadanya, rumah sederhana kita,serta resep makanan.
Kalau kamu nanti sudah SMA, kamu boleh kok pacaran. Asalkan pacaran yang sehat ya.
Jangan berkelahi sama July ya, kalian harus saling suport, saling menyayangi.
Jangan dendam dengan Abi ya nak, serta keluarganya. Maafkan Abi dan Umi yang tidak bisa memberikan kamu keluarga yang utuh.
Jaga diri kamu ya sayang, umi sayang Bila.
I Love You...
Wassalamualakum

Bunda Nindy tercantik"

Bila tersenyum, lalu ia membuka tabungan yang di berikan oleh Nindy. Ia melihat total 15 juta. Bila tidak menyangka jika Nindy menyiapkan semuanya, di saat Nindy menahan kesakitannya.

Bila bisa apa? jika Allah lebih sayang Nindy dari pada dirinya. Bila hanya bisa mengikhlaskan semuanya. Tentang kepergian Nindy, serta perceraian kedua orangtua nya.

Recha 'FINISH' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang