21 - Theory Of Happiness

Start from the beginning
                                    

Pemikiran buruk memenuhi isi kepala Mark Siwat perihal harus jujur pada Orang Tuanya tentang Perth.

"Dia junior di kampus, dia adik angkat Mean, namanya Perth Thanapon, dia sangat cantik dan cute dimataku, maaf Siwat jadi gay begini." kata Siwat dengan menunduk merasa bersalah. Karena mana ada orang tua mau menerima orientasi putranya yang tidak normal, hubungan itu memang legal di Thailand, tapi bukan berarti mereka sudah setara dengan mayoritas.

"Tunjukkan kami fotonya." kata Papa dengan tegas.
Bunda setuju ingin melihat fotonya.

"Tidak mau, jika kalian ingin mengusirku, tidak apa, tapi jangan sakiti dia." Siwat SOK membela kekasihnya, tapi Siwat sungguh SOK TAHU.

Papa jadi bengong.

"Kenapa kami tidak boleh melihat foto calon menantu kami?" tanya Bunda membuat Siwat terbelalak kaget.
Papa pun ketawa.
"Dasar, tidak mau memberi tahu kami fotonya tapi memberi tahu jelas namanya, kita ini juga pemilik kampus tempat kamu kuliah nak." kata Papa sambil tertawa tebahak-bahak.

Siwat mendadak lupa dia anak salah satu Donatur terbesar di kampusnya.

"Tapi Bunda kok menyebut calon menantu?" tanya Siwat bingung. Meski Papanya masih tidak bisa berhenti tertawa menyadari putranya terkadang tidak pandai kalau soal beginian.

"Yah memangnya kamu hanya akan memacarinya tanpa mengajak menikah? Nggak capek PHP in anak orang terus? Dan Bunda yakin, kalau kamu sampai belok seperti ini pasti dia bukan sembarang uke." kata Bunda sambil tertawa gemas anaknya jadi bucin ternyata sekarang.

"Ini fotonya." kata Siwat sambil memamerkan foto Perth yang jadi wallpaper ponselnya.

" kata Siwat sambil memamerkan foto Perth yang jadi wallpaper ponselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Papa dan Bunda melihatnya dengan tanpa ekspresi.
Siwat bingung, mengapa mereka tidak bereaksi.

"Ini." Papa mengembalikan ponsel Mark.

Bunda menghela nafas lalu menutup wajahnya yang memerah.

"Bunda kenapa? tidak suka dengan pacar Siwat?" tanya Siwat khawatir Bundanya tidak jadi suka anaknya Gay.
"Tolong yah Siwat... " Bunda menatap Siwat dan berbicara tanpa menyelesaikan kalimatnya.
"Kamu saja Pa yang menjelaskan." kata Bunda pada suaminya.

Papa menghela nafas sebelum membuka suara.
Siwat menanti sampai bosan, mengapa kedua orang tuanya drama sekali.

"Mama kamu cuma mau bilang, melihat foto pacar kamu, dia merasa gagal jadi wanita karena dia mengakui pacarmu bahkan lebih cantik darinya." kata si Papa dengan menepuk punggung istrinya agar tidak minder.

Siwat terdiam, lalu dia tertawa terbahak-bahak, sumpah konyol, Bundanya receh sekali.
"Bun, ekspresimu membuatku takut Bunda akan mengusirku." kata Siwat tak bisa berhenti tertawa.
"Habisnya dia memang lebih cantik dari Bunda." kata Bundanya merajuk kesal.

"Tidak, bagiku Bunda wanita tercantik, dia kan lelakiku yang memang cantik." kata Siwat melangkah mendekat lalu duduk disebelah Bundanya dan memeluk Bundanya.

Papa hanya tersenyum lalu ikut memeluk Istri dan Putranya.

Sesederhana itu.

"Bagi kami, kamu mau suka pada sesama atau lawan, yang terpenting adalah kamu bahagia dengan pilihanmu, kami sebagai orang tuamu hanya bisa mendukung dan mendoakanmu." kata sang Papa dengan bijaknya.

"Bunda itu yang terpenting kamu serius sayang sama dia, apalagi kalau dia seimut itu, awas saja jika hanya berniat mainin dia, lebih baik kamu jomblo seumur hidup daripada menyakiti hati lelaki polos dan cantik itu." kata Bunda sambil mengusak rambut anaknya. Ia tersenyum menyadari Siwatnya sudah tumbuh dewasa mulai jatuh cinta juga.

"Terimakasih yah sudah jadi orang tua Siwat yang selalu mendukung langkah Siwat." kata Siwat dengan sangat terharu.
"Kami yang beruntung punya kamu, sumber kebahagiaan yang tidak ternilai harganya, kamu tumbuh jadi lelaki yang kuat dan beretika baik saja itu sudah cukup, juga bertanggung jawab sebagai putra kami." kata sang Papa lalu memeluk putra tunggalnya.

Tidak ada yang lebih membahagiakan saat orang terdekat selalu mendukung langkahmu, meski terkadang terpisah jarak dan waktu.

"Kebahagiaan itu hanya kamu yang ciptakan, setiap manusia memiliki setidaknya satu Teori untuk Bahagia, dan kami sebagai orang tuamu hanya akan ada disisimu bagaimanapun kamu memilih langkahmu untuk Bahagia." kata sang Bunda.

Bunda dan Papa, orang tua yang selalu membuat Siwat bosan karena jarang ada waktu bersama, namun sekaligus orang tua terhebat yang ia miliki.
Apalagi setelah pembicaraan ini, ia akhirnya sadar, bahagia itu sederhana sekali.

Cukup jadi dirimu sendiri, cintai dirimu, maka kamu akan tahu orang sekitarmu selalu mencintaimu, terlepas bagaimanapun kamu.

...

TBC

...

Dee's Note : Hiks, Orang Tua Idaman. Hangat kan sebenarnya keluarga ini, yang nggak pernah Dee umbar wkwk. Setelah chapter kemarin Kakakadiktime, ini giliran Siwat Family Time.
Hangat sih.

THEORY OF HAPPINESS from Dee : Jadilah dirimu sendiri, bagaimanapun keadaanmu, apapun yang terjadi dalam hidupmu, apapun yang orang lain nilai darimu. Biarkan kamu jadi seperti apa yang kamu mau. Dan satu lagi, hargai setiap waktumu, jaga apa yang menjadi milikmu, jangan rubah apa yang sudah menjadi pilihan langkahmu.

Heartbeat (MP - End)Where stories live. Discover now