"Perth, kita makan dulu yah." kata Mark yang sepertinya sudah lapar.
"Oke Phi." kata Perth sambil tersenyum.

Keduanya pun segera menuju restoran dekat Pantai.

Jika Perth tersenyum sambil memandangi laut di balik jendela Restorant, maka Mark sibuk mengabadikan wajah indah pria yang dihadapannya.
Dasar.

"Phi kok malah motret aku, bukannya pemandangan pantainya?" tanya Perth sambil malu.
"Habisnya kamu lebih indah dari apapun." kata Mark gombal.
Perth tertawa.

"Bisa nggak phi, nggak muji aku segitunya, aku jadi ingin tertawa terus." kata Perth malu.
Tidak ada satu orangpun yang memujinya layaknya Mark yang tidak henti memuji dirinya.
"Kamu itu memang sangat indah, hatiku rasa mau meledak cuma karena senyum kamu tahu." kata Mark jujur dan tulus, ia pun mengagumi bidikan fotonya.

Indah itu bukan perihal fisik, namun semua yang dilihat Mark dari Perth itu tidak mampu didefinisikan selain dengan kata Indah

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Indah itu bukan perihal fisik, namun semua yang dilihat Mark dari Perth itu tidak mampu didefinisikan selain dengan kata Indah.

Hati Mark selalu hangat melihat senyum, tawa, dan semu merah yang ada di pipi Perth.

Dia ingin menjadi alasan untuk Perth selalu bahagia.

Apapun caranya, bagaimanapun keadaannya. Mark ingin ia menjadi sosok yang bisa mencintai Perth, menerima Perth dan selalu tulus pada bocah itu.

Mark terlanjur sangat jatuh cinta pada Perth.

...

"Phi Mark, terimakasih sudah mengajakku melihat Laut." kata Perth sambil memandang Laut dengan wajah sumringah.

Mark menggandeng tangan Perth dengan erat.
"Aku ingin berbagi kisah denganmu tentang Pantai ini." Kata Mark sambil menggandeng Perth duduk diatas pasir.

Tangan mereka masih saling mengenggam.
Mark menatap Perth, dan Perth pun menatapnya.

"Mau berbagi tentang apa?" tanya Perth penasaran.
Mark memandang laut biru yang membentang didepan mereka, Perth pun mengikuti arah pandang Phi Mark.

Deburan Ombak yang saling bersahutan dengan frekuensi cepat bagaikan degupan jantung Mark yang selalu ia rasakan pada Perth.

"Dulu aku sangat suka Pantai, Laut dan segala yang aku pandang saat ini, birunya laut, ikan paus di jarak jauh disana yang sesekali muncul menyemburkan air, angin yang berhembus, sinar matahari yang membuat Laut Biru semakin jernih. Segalanya terekam pada memoriku, membuatku sangat rileks, setiap kali aku merasa jenuh dan gundah pada setiap aktivitasku, aku menyempatkan diri datang kesini." kata Mark memulai cerita.
Hangat rasanya mendengar kisah yang dituturkan Phi Mark.

"Laut biru, Langit Biru, itu semua definisi bebas yang sesungguhnya, tidak terikat apapun, dan tidak memerlukan apapun. Dulu, aku berharap dikehidupanku yang selanjutnya, aku melebur bersama deburan ombak atau menjelma langit yang jadi naungan awan. Namun, setelah aku bertemu kamu, aku ingin dikehidupan manapun nantinya, aku akan selalu menjadi diriku yang menginginkan kamu, yang mengenggam tanganmu hari ini, besok, hingga seterusnya. Aku ingin menjadi satu-satunya seseorang yang memiliki hatimu." kata Mark sambil menatap Perth. Ia tersenyum dengan tulus.

Ungkapan cinta sederhana versi Mark Siwat.

Perth tertegun.

Ia berpikir, bagaimana bisa Mark mengatakan seperti ini.
Ia sampai kehilangan akal mencerna penuturan Mark.

"Phi, bisa tidak berhenti membuatku merasa seperti ini." kata Perth sambil menahan tangis.
"Aku kenapa?" tanya Mark sambil tersenyum.

"Kamu membuat aku semakin jatuh cinta padamu, hatiku terasa hangat, dan penuh oleh rayuanmu, bagaimana jika aku terlanjur cinta namun kamu tiba-tiba meninggalkanku? Aku akan menyuruh Phi Mean membunuhmu jika itu terjadi." Dan Perth menangis mengungkapkan gemuruh letupan kesalnya pada Mark.

Dan Mark tertegun sekaligus bahagia.

"Jadi, kamu mencintaiku kan? Maka jadilah milikku." kata Mark sambil menghapus air mata Perth, dan menariknya mendekat. Ia kecup kening Perth dengan hangat.
Siang menjelang sore membuat dua insan itu saling mengakui tidak bisa saling kehilangan.

Manis, bagaikan gula kapas kesukaan Perth, mungkin lebih dari itu.

Karena bagi Mark, bibir Perth lebih manis.

...

TBC

...

Note : Masih ada part 2 wkwk.

CIeee yang pacaran, haduh Mark, diriku saja leleh, apalagi Tanapon wkwkw.
Kalau yang baca gimana nih? wkwk

Heartbeat (MP - End)Место, где живут истории. Откройте их для себя