“Aku akan bergabung dengan Sergio” kata Kyle setelah selesai mengoleskan sunblock ke punggung istrinya. Aku ingin mengatakan ‘aku ikut’ namun itu sangat berbahaya, kalian ingat ‘kan teman-temanku tidak suka aku berdekatan dengan Sergio Mckenzie.

“Jadi kita hanya duduk seperti orang bodoh di sini?” tanyaku.

Pat menjawab, “Kulitku sudah rusak” ya Pat benar, kulitnya yang sensitif sudah memerah itu pasti lecet dan terasa perih. Aku mengangguk paham.

“Di mana Braden?” tanyaku pada Sam.

“Bersama ayahnya, mereka ingin menghabiskan waktu bersama para pria” jawab Sam.

“Aku akan menyusul Kyle” kata Bianca.

“Aku ikut!” seruku, Bianca mengangguk.

Aku dan Bianca berjalan menghampiri para pria yang sedang bermain bersama Braden tak jauh dari bibir pantai. Sergio ada di sana dengan tubuh yang basah dan juga rambut keriting yang berantakan, sangat seksi dan dia sedang tertawa.

Dia menangkap kehadiranku dan tanpa sengaja mata kami bertemu, sudut bibirnya terangkat naik saat ia memperhatikanku dari atas sampai ke bawah. Mata hijaunya terlihat semakin liar. Aku mengalihkan pandanganku ke arah laut Havana yang biru, jantungku berdegup kencang ditatap olehnya seperti itu.

“Wow, Green!” seru Christopher yang mesum saat melihat tubuhku. Aku menatapnya dengan tajam lalu berkata, “Ingin bermasalah dengan Sam?”

Dia terkekeh geli lalu mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah. Aku menunduk untuk mencubit pipi Braden yang sedang duduk dan bermain dengan pasir pantai, rambut cokelat gelapnya berkilau dan dia mengulurkan kedua tangannya kepadaku.

Braden ingin digendong.

“Tidak, kau akan menarik rambutku lagi” kataku, Christopher tertawa lalu mengangkat bayinya, “Ayo nak, kita cari gadis lain saja!”

Aku terkekeh geli saat melihat ayah dan anak yang sangat kompak itu pergi. Bianca dan Kyle juga sudah pergi bermesraan di dalam air kini hanya ada aku dan Sergio. Catat ini, dia terus menatapku layaknya aku adalah santapan yang lezat namun ia tidak bisa memakanku karena sedang berpuasa.

Huh, konyol sekali Green itu hanya perasaanmu saja!

“Bisa berhenti menatapku seperti itu? Kau akan dibunuh oleh teman-temanku” kataku.

Wajahnya memerah lalu dia tertawa untuk menyembunyikan rasa gugupnya, “Tidak ada yang bisa menghentikanku kali ini, Green”

Gurauannya itu seperti punya maksud tertentu namun aku mengabaikannya dan melihat papan selancar yang ia pegang lalu bertanya, “Kau berselancar?”

“Tidak, aku membawa pesawat tempur” ejeknya.

Aku memutar bola mataku dengan jengah, “Lucu sekali!” cibirku. Dan dia kembali tertawa, kali ini tawa yang lepas yang membuat lututku lemas.

“Kau bisa berselancar?” tanyanya. Aku menatapnya dengan satu alis yang terangkat naik merasa tertantang oleh pertanyaan itu, “Kau bercanda? Aku dibesarkan di Seatown!”

Matanya berkilat dan entah kenapa aku merasa dia bangga kepada diriku sendiri, “Ingin bertanding?” tantang Sergio. Aku mengangguk tanpa merasa ragu lalu Sergio memberikan papan selancar yang tergeletak di pasir pantai kepadaku, “Ini milik Kyle” katanya.

Kami berjalan semakin dekat dengan laut lalu masuk ke dalam air. Aku dan Sergio naik ke atas papan selancar kami dan melakukan paddling menuju ke tengah laut untuk mendapatkan ombak. Aku meliriknya, dia tersenyum dan mengerling nakal kepadaku, sialan aku membutuhkan konsentrasi untuk ini.

Friends With Benefits (Completed)Where stories live. Discover now