6

4.4K 441 17
                                    

Aku terbangun karena sinar matahari yang menimpa wajahku dan mengusik tidurku. Hari sudah pagi dan cerah, gorden jendela bergoyang tertiup angin pantai. Aku mengambil duduk lalu merenggangkan  tubuhku sambil mendesah malas, kemudian aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi. Oh aku kesiangan, mereka pasti sudah berkumpul untuk sarapan.

Turun dari ranjang, aku hendak mandi tapi suara debur ombak membuat aku tertarik untuk melihat pemandangan pantai dari balkon kamar sejenak. Akhirnya aku terbujuk dan berjalan menuju ke balkon. Angin yang cukup kencang berhembus menerpa kulitku, udaranya tercium segar, harum laut yang liar. Aku sangat suka melihat ombak yang bergulung-gulung dan pecah di tepi pantai.

“Green!” aku terkesiap mendengar suara Patricia yang memanggilku. Aku kembali masuk ke dalam kamar dan menemukannya sudah berdiri di ambang pintu, “Uh oh, kupikir kau belum bangun”

“Aku sudah” kataku.

“Kami akan ke pantai, kau pergilah sarapan dan susul kami, oke?”

Aku mengangguk, “Oke!”

Pat keluar dari kamar dan kembali menutup pintu. Aku berjalan menuju ke cermin lalu melihat diriku melalui pantulannya, lihat ini aku sekarang adalah seorang janda yang menyedihkan, teman-temanku akan bermesraan di pantai bersama suami mereka sementara aku hanya duduk dan menyaksikan. Oh, membayangkannya saja aku sudah jenuh karena aku tidak memiliki siapa pun lagi untuk bermesraan. Aku cemburu, tentu saja!

Mungkin Bianca benar, aku telah terkena sindrom romantis, aku tidak tahan melihat pasangan bercumbu di hadapanku.

Sialan!

Omong-omong soal bercumbu, pikiranku tiba-tiba saja melayang dan jatuh kepada Sergio Mckenzie. Kemarin malam kami bercumbu walaupun hanya sekedar ciuman bibir saja, ciuman bibir yang membuat aku hampir kehilangan akal. Apa dia akan ada di pantai bersama dengan yang lainnya? Mungkin saja, kalau begitu aku harus mencari bikini terbaik yang aku bawa.

Sialan, kenapa mendadak aku berpikir untuk membuat Sergio melihatku? Aku semakin kacau.

Aku membuka koper dan memilih satu di antara tiga bikini yang kubawa, pilihan jatuh kepada bikini seksi berwarna putih dengan motif daun palem. Aku baru memakainya sekali saat pergi berbulan madu bersama Charlie ke Miami. Oke, jangan tanya bagaimana bulan madunya, Aku tidak ingin kembali mengingatnya meskipun yang kulalui saat itu benar-benar menakjubkan dan indah.

Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai gadis latin dengan kulit kecokelatan yang seksi, satu-satunya yang menarik dari diriku dan banyak orang memuji kulit tan-ku yang berkilau di bawah terik sinar matahari. Telapak kakiku yang telanjang menyentuh pasir pantai yang halus saat aku berjalan mencari keberadaan teman-temanku dan melihat beberapa dari mereka sedang bersantai di bawah pohon ketapang yang rindang.

Aku pun menghampiri mereka, ada Pat dengan kulitnya putihnya yang memerah karena iritasi, Sam yang sedang meminum soda, dan Kyle yang sedang menggosokkan sunblock ke punggung Bianca.

“Hai” sapaku.

Sam, Bianca, dan Patricia melotot melihatku.

“Holy Shit!” pekik Bianca sambil memandangi tubuhku dari atas sampai bawah.

Sontak kedua alisku terangkat naik, “Apa?” tanyaku, bingung melihat reaksi mereka.

“Kau sangat se—mengagumkan!” Bianca mengganti kata seksi menjadi mengagumkan saat Kyle berdeham.

“Dari mana kau dapat bikini itu?” tanya Sam.

“Miami” sahutku, “Di mana Jess?”

Sam menunjuk  ke arah pantai dan di sana aku dapat melihat Jess dan Christian duduk di bibir pantai menunggu ombak menerjang mereka sambil bersandar mesra, sialan aku harap ombak menyeret mereka berdua jauh ke tengah samudera!

Friends With Benefits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang