2

5.3K 485 35
                                    

Aku menatap diriku melalui pantulan cermin, mata yang sembab, hidung yang memerah, oh aku terlihat menyedihkan dengan wajah ini!
Jika dipikir-pikir aku tidaklah cantik, aku pendek dan tubuhku kecil. Mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa suamiku selingkuh, Charlie tidak tertarik dengan bentuk tubuhku. Satu-satunya yang bisa aku banggakan hanyalah kulit kecokelatanku yang eksotis, atau jangan-jangan Charlie suka cewek berkulit putih pucat seperti vampir?

Tapi tidak, aku masih ingat Charlie kerap kali memuji warna kulitku dan jalang yang kulihat tadi memiliki warna kulit yang sama persis denganku. Rambutnya juga berwarna coklat sama seperti rambutku, hanya saja dia punya rambut yang lebih panjang. Dan seingatku dia lebih tinggi, meskipun posisinya menungging di sofa aku masih dapat melihat kakinya yang jenjang terbuka untuk suamiku,  dia mengenakan stiletto.

Stiletto, sialan!

Aku tidak pernah memakai stiletto dan berdandan dengan feminin seperti wanita pada umumnya. Bukannya malas memperhatikan penampilan, namun aku hanya mengenakan apa yang membuatku merasa nyaman.

Suara ketukan pintu membuatku terkesiap disusul oleh suara Jess yang berisik dari luar kamar, “Green, kau sudah selesai?”
Menggapai gagang pintu, aku melepas handuk kecil dari rambutku yang basah sambil menarik pintu hingga terbuka.

“Uh oh? Belum selesai?”  Jess melihat tubuhku yang masih dibalut oleh handuk.

“Tinggal berpakaian” kataku.

Mendadak wajah Jess berubah menjadi tegang dan ragu, dia menggigit bibir bawahnya dengan gugup seakan tidak yakin untuk menyampaikan sesuatu yang penting kepadaku.

“Jessica?” aku memanggilnya.

“Green, um...Charlie ada di bawah, dia ingin bertemu denganmu” kata Jess.

Seketika itu juga dadaku kembali terasa panas, aku bersedekap dan berkata, “Mau apa dia datang ke mari?!”

Jess meringis.

“Usir saja aku tidak mau bertemu dengannya!”

“Greena, sayang, aku pikir lebih baik kau bersikap dewasa dan menemuinya” ucap Jess, dengan lembut memberikan saran.

Aku mendengus, "Tidak mau!"

“Green, tunjukan kepadanya bahwa kau baik-baik saja, tunjukan kepada Charlie bahwa dia tidak berarti sama sekali untukmu setelah kau memergokinya berselingkuh!”

Oh itu ide yang cemerlang, tapi aku tidak yakin kalau aku sanggup melihat wajahnya lagi setelah dia mengkhianatiku dengan sangat buruk. Aku mencintainya, sulit bagiku berhadapan dengannya seolah aku tegar dan baik-baik saja.

Tubuhku melemas, desakan untuk menangis kembali muncul, “Jess...” rengekku. Jess yang mengerti, mendekat kepadaku kemudian memelukku dengan hangat, “Aku dan Christian akan menemanimu, jangan khawatir dia tidak akan berani macam-macam”
Akhirnya aku mengangguk setuju, “Aku akan berpakaian dulu” kataku.

Jess pergi meninggalkan aku sendirian di kamar tamu. Oke Franklin, akan kutunjukkan kepadamu siapa Greena Clair Franklin yang sebenarnya—Ups, maksudku siapa Greena Clair yang sebenarnya.

Kembali ke Miss Clair dan mari kita tendang kejantanan suamiku yang brengsek itu sekarang juga!

Apakah kalian melihat wajah seorang bajingan yang duduk tepat di hadapanku? Tidak? Bagus! Karena jika kalian melihatnya aku jamin kalian akan berpikir untuk menendang sesuatu di antara kedua selangkangannya.

Charlie Franklin...

Entah bagaimana pria itu masih sanggup menunjukkan wajahnya di hadapanku, apakah dia tidak malu? Hell, bajingan seperti dia tentu tidak punya rasa malu.

Friends With Benefits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang